IKA Wanti-wanti Luka Lama Muncul Kembali di Pemilihan Rektor USI

Share this:
BMG
Ketua Ikatan Alumni (IKA) Universitas Simalungun Robin P Panggabean (tengah pakai kacamata) bersama para pengurus alumni USI lainnya, usai acara pengukuhan beberapa waktu lalu.

SIANTAR, BENTENGSIANTAR.com– Ikatan Alumni (IKA) Universitas Simalungun mewanti-wanti munculnya luka lama konflik pemilihan Rektor Universitas Simalungun. Oleh sebab itu, Ikatan Alumni USI berharap nantinya Pembina Universitas Simalungun dapat lebih menghargai dan mengapresiasi kinerja Senat yang telah memberikan pandangan terbaik mereka terkait sosok-sosok calon Rektor di Universitas Simalungun.

“Bukan ingin membuka luka lama, tapi di USI sempat terjadi konflik yang merugikan USI hanya karena terkait pemilihan Rektor periode sebelumna. Kita tidak ingin, masa lalu yang kelam itu terulang kembali saat ini dan masa yang akan datang,” kata Ketua Ikatan Alumni (IKA) Universitas Simalungun Robin P Panggabean SH MKn, Selasa (28/8/2018).

Robin mengingatkan, siapapun nantinya yang terpilih menjadi Rektor USI periode 2018-2022, adalah sosok-sosok pemimpin terbaik untuk masa depan USI lebih baik kedepan. Maka dari itu, Robin mengajak semua pihak mengapresiasi dan menghargai apapun keputusan yang nantinya akan diambil oleh Dewan Pembina USI.

Robin mengungkapkan, jika dalam proses pemilihan Rektor Universitas Simalungun (USI), beragam isu berkembang di kalangan Civitas Akademika Universitas Simalungun, Kota Pematangsiantar. Tapi sayang, isu yang berkembang sama sekali jauh dari isu-isu produktif dan justru menjurus ke polemik rasial yang berpotensi memberi efek negatif bagi masyarakat, khususnya bagi Civitas Akademika Universitas Simalungun.

Menurut Robin, pada dasarnya, Universitas Simalungun didirikan untuk memberikan akses pendidikan seluas-luasnya bagi masyarakat, khususnya masyarakat Kota Pematangsiantar sekitarnya. Namun, dalam perjalanannya pengelolaan lembaga pendidikan itu diberikan kepada Yayasan Universitas Simalungun.

Selanjutnya, dibentuk atau disepakati bersama sebuah aturan yang disebut sebagai Statuta USI, yang menjadi dasar konstitusi untuk menjalankan atau mengelola Universitas Simalungun dari masa ke masa. Dalam konteks ini, kata Robin, pemilihan Rektor Universitas Simalungun juga seharusnya didasari oleh Statuta Universitas Simalungun.

“Satuta USI memberi mandat kepada Senat untuk menjaring beberapa orang calon rektor, kemudian dipilih atau ditetapkan melalui hasil keputusan Dewan Pembina USI. Mari kita hormati dan kawal bersama proses pemilihan ini demi kebaikan USI,” ucap pria berkacamata ini.

(Baca: Pemilihan Calon Rektor USI, Profesor Marihot Raih Suara Terbanyak)

(Baca: Parlindungan Purba: USI Harus Turun ke Lapangan, Jangan Hanya Teori)

Untuk menyikapinya, kata Robin, Ikatan Alumni telah menggelar pertemuan. Hasilnya, beber Robin, Ikatan Alumni USI dalam waktu dekat akan melakukan audiensi ke Pembina USI, guna mendengar langsung kriteria yang diinginkan oleh pembina untuk duduk sebagai Rektor di Universitas Simalungun.

Selain itu, kata Robin, mereka juga berharap nantinya Pembina Universitas Simalungun dapat lebih menghargai dan mengapresiasi kinerja Senat yang telah memberikan pandangan terbaik mereka terkait sosok-sosok calon Rektor di Universitas Simalungun.

Share this: