September, Empat Calon Rektor USI Ikut Tes Psikologi

Share this:
FERRY SIHOMBING-BMG
Ketua Yayasan USI Ir Amsar Saragih MM bersama sejumlah Pengurus Yayasan USI lainnya. 

SIANTAR, BENTENGSIANTAR.com– Tahapan pemilihan Rektor Universitas Simalungun (USI) periode 2018-2022 masih terus berlanjut. Pada 5 sampai 8 September 2018 mendatang, empat calon rektor akan menjalani tes psikologi atau assesment psikologi di Universitas Medan Area (UMA).

Ketua Yayasan USI Ir Amsar Saragih MM memaparkan, sesuai tata tertib USI, calon rektor yang mengikuti tes psikologi adalah calon yang memperoleh suara Senat USI.

Yang mana, pada Sabtu (25/8/2018)lalu, 29 Senat telah menentukan suaranya terhadap salah satu dari 5 calon. Dan hasilnya, Prof Dr Marihot Manullang menjadi peraih suara terbanyak dengan 16 suara, disusul Dr Corry MSi dengan 11 suara, Dr Sarintan E Damanik SHut MSi dan Dr Pinondang Nainggolan SE MSi masing-masing 1 suara. Sementara Ir Bernaulus Saragih MSc PhD, tidak meraih suara. Dengam begitu, Ir Bernaulus Saragih MSc PhD tidak mengikuti tes psikologi karena tidak memiliki suara.

Assesment psikologi akan dilakukan Biro Konsultasi Medan Area. Biro Konsultasi ini dihunjuk oleh Pengurus Yayasan USI sebagai lembaga independent. Jadi, sesuai tata tertib USI, hanya 4 calon yang mengikutinya,” terang Amsar Saragih, Rabu (29/8/2018) sore.

(Baca: Pemilihan Calon Rektor USI, Profesor Marihot Raih Suara Terbanyak)

(Baca: Ini Sosok Rektor USI Idaman Pariaman Purba)

Setelah tes psikologi, lanjut Amsar, 8 Pembina USI, yakni Ir Budy R Purba MSc, Pdt Pandapotan Haloho STh MBA, DR (HC) Minten Saragih, Dr Med Polentyno Girsang SpB KBD FinaCs, Drs HT Zulkarnain Damanik MM, Dr Syamsudin Manan SH MH, Erbindo Saragih SH MH, dan Parlindungan Purba SH MH, akan melakukan uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test pada Oktober 2018 mendatang.

“Hasil tes psikologi dan pemilihan oleh Senat kemarin akan kita diserahkan kepada pembina sebagai bahan pertimbangan untuk menetapkan rektor. Hasil rapat pembina dalam penentuan rektor nantinya bersifat final dan mengikat serta tidak dapat diganggu gugat,” terang Amsar.

Tahapan terakhir yakni persiapan pelantikan Rektor terpilih pada Desember 2018.

“Pembina menyerahkan nama rektor terpilih kepada yayasan, agar mempersiapkan proses pelantikan,” lanjut Amsar.

(Baca: Mengapa Pilih Marihot 2 Periode Rektor USI, Ini Alasannya..)

(Baca: USI Era Kepemimpinan Marihot, Ini Pendapat Kepala Puskom Liharman)

Amsar memastikan, seluruh tahapan pemilihan rektor berjalan dengan profesional, tidak ada keberpihakan dan intervensi.

“Pemilihan rektor juga tidak ada sangkut pautnya dengan isu SARA. Suara-suara yang menyangkut SARA hanya dipandang sebagai penyampaian aspirasi,” ungkapnya.

Menurut Amsar, pro kontra yang terjadi dalam pemilihan calon rektor merupakan dinamika berdemokrasi.

“Oleh sebab itu, kami minta seluruh pihak untuk mempercayakan pemilihan rektor kepada pembina. Karena pembina juga memikirkan bagaimana keberlangsungan USI yang lebih baik,” pungkasnya.

Share this: