Suaramu Menentukan Masa Depan Bangsa

Share this:
BMG
Tulus Siagian, Ketua Komisariat STT HKBP Siantar

Oleh : Tulus Siagian, Ketua Komisariat GMKI STT HKBP

Dalam sejarah demokrasi di Indonesia, proses pemilihan umum selalu diwarnai yang namanya golongan putih atau sering disebut ‘Golput’. Kata Golput dialamatkan pada masyarakat yang tidak menggunakan hak pilihnya.

Sejak pemihan umum pertama sekali dilaksanakan di Indonesia tahun 1955 tidak seratus persen masyarakat menggunakan hak pilihnya, hal tersebut digolongkan terhadap golongan putih.
Ada berbagai fenomena yang terjadi yang menyebabkan masyarakat tidak menggunakan hak pilihnya. Diantaranya adalah karena *tidak ada waktu datang ke TPS, masyarakat yang tidak peduli dengan status DPTnya dan karena tidak ada calon legislatif yang dinilai mampu untuk mewakili aspirasinya membawa perubahan.

Ini menjadi pekerjaan penting bagi KPU dan Parta Politik yang mengambil bagian dalam pesta demokrasi. KPU harus lebih giat lagi dalam membuat sosialisasi dan penyuluhan tentang pemilihan umum dan supaya masyarakat sadar akan pentingnya hak suara terkhususnya adalah pemilih pemula. Sebagai pemilih pemula harus melek akan keadaan demokrasi, karena demokrasi akan mempengaruhi status ekonomi, politik dan budaya bangsa.

Partai politik sangat berpengaruh besar dalam pesta demokrasi. Partai politik harus mampu menghadirkan calon-calon legislatif yang akan duduk di DPR RI, DPRD Provisi, dan DPRD Kabupaten/Kota. Calon legislatif harus orang-orang yang mampu mewakili aspirasi masyarakat untuk diperjuangkan. Calon legislatif yang mampu mewakili aspirasi masyarakat akan menarik minat masyarakat untuk datang ke TPS, karena latarbelakang calon legislatif akan menjadi pertimbangan bagi masyarakat.

BacaMemahami ‘Kemarahan’ Namboru Ratna Sarumpaet

BacaAndaliman, Merica Batak yang Menggetarkan Lidah

Akan tetapi apapun yang terjadi, sudah seharusnya masyarakat yang peduli akan masa depan bangsa dan harus tetap menggunakan hak suaranya untuk menentukan masa depan bangsa kedepan. Seperti yang dikatakan oleh Frans Suseno, bahwa pemilu bukan untuk memilih yang terbaik tetapi untuk mencegah yang buruk berkuasa.

Oleh karena itu saya mengajak seluruh elemen masyarakat dan mahasiswa untuk mensukseskan pemilu serentak Indonesia yang akan dilaksanakan pada Rabu, 17 April 2019 dengan memegang teguh prinsip *LUBERJURDIL (Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur dan Adil).* Suara kita akan menentukan masa depan bangsa. Jangan mengaku orang yang nasionalis tetapi tidak menggunakan hak pilihnya. MERDEKA !!!

Share this: