Revolusi Industri 4.0 dan Peranan Kaum Millenial Dalam Pembangunan di Simalungun

Share this:
FERRY SIHOMBING-BMG
Julwanri Munthe, Calon Anggota DPRD Simalungun dapil VI dari Partai Demokrat.

SIMALUNGUN, BENTENGSIANTAR.com– Calon Anggota DPRD Kabupaten Simalungun dari Partai Demokrat Julwanri Munthe melihat perkembangan teknologi yang semakin pesat membutuhkan peran anak muda atau generasi milenial. Sebagai alumnus Universitas Sumatera Utara (USU), pria berusia 28 tahun ini menilai pembangunan di Kabupaten Simalungun tak dapat bersaing dengan daerah lain tanpa campur tangan anak muda.

Julwanri merupakan caleg nomor urut 8 dari daerah pemilihan (dapil) enam, meliputi Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Dolok Panribuan, Dolok Pardamean, Pematangan Sidamanik, Sidamanik, Panei, Panombeian Panei, dan Jorlang Hataran.

“Melihat tren dan perkembangan teknologi saat ini, yang harus leading yang muda-muda, termasuk di parlemen karena, dipastikan orang-orang tua memiliki keterbatasan dalam hal ini,” ujar mantan Ketua Persatuan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Medan ini, kepada BENTENG SIANTAR, Selasa (2/4/2019).

Julwanri juga menceritakan tentang revolusi industri 4.0 yang semakin pesat. Ia mengatakan tentang teknologi robotik, kerja efektif, dan efisien.

“Pertama, pesan ini penting saya sampaikan kepada semua orang muda, dan mohon diteruskan ke orangtua kita di rumah. Yang harus prioritas, adalah orang muda,” kata Julwanri yang kini dipercaya menjadi Kadiv Humas Ketua DPP Demokrat Jansen Sitindaon ini.

Caleg berkepala plontos ini mengatakan, jumlah pemilih orang muda itu berkisar 48 persen. Ia mengharapkan, anak muda berperan dalam pemilu 17 April 2019 mendatang.

BacaEliakim Simanjuntak Terbukti Bersalah, Empat Poin Putusan Bawaslu

Namun, Julwanri mengaku, anak muda masih minim perhatian terhadap dunia politik. Berdasarkan hasil survei Alvara Research Center menyebutkan, hanya 22 persen generasi millenial yang menyukai pemberitaan politik. Mereka berdalih bahwa politik itu kaku dan membosankan.

“Ini masuk akal, karena selama ini yang mengoperasikannya orangtua. Makanya, kita coba membuat atmosfer baru dalam politik, khususnya di Simalungun. Agar semakin energik,” ujar Julwanri.

Ia berharap, pemilih pemula bisa lepas dari politik transaksional yang terjadi berulang-ulang saat pesta demokrasi.

“Sebenarnya, kampanye ini bisa lebih efektif dengan kampanye digital. Apalagi dalam hal pembiayaan dan waktu,” katanya.

BacaAnggota DPRD dari Demokrat Ini Tak Mendaftar Bacaleg

Berdasarkan data, kata Julwanri, jumlah pengguna internet di Indonesia diproyeksikan tembus 175 juta pada 2019, atau sekitar 65,3% dari total penduduk.

“Sebagai anak muda, saya tidak lagi butuh kayu atau kertas untuk alat peraga kampanye (APK), atau pertemuan yang pasti berbiaya. Kampanye digital tentu akan lebih transparan, lebih terbuka, siapa pun bisa mengakses, ini akan lebih baik,” pungkasnya.

Share this: