Setahun Tragedi KM Sinar Bangun: Monumen, Tangis, dan Kerinduan
- Selasa, 18 Jun 2019 - 21:49 WIB
- dibaca 153 kali
SIMALUNGUN, BENTENGSIANTAR.com– Hari ini genap satu tahun pasca tragedi tenggelamnya Kapal Motor (KM) Sinar Bangun di perairan Danau Toba. Mengenang insiden maut itu, Selasa (18/6/2019), keluarga korban mendatangi Monumen KM Sinar Bangun di Tigaras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun.
Ratusan keluarga korban terlihat silih berganti berdatangan. Di monumen yang di puncaknya terdapat replika KM Sinar Bangun, mereka menangis dan menaruh bunga.
Sembari menangis, mereka juga mendoakan korban yang sampai kini tidak diketahui keberadaannya.
Baca: Isak Tangis Keluarga Korban di Tugu KM Sinar Bangun: Terukirlah Namamu, Boruku
Baca: Lantunan Doa, Puisi dan Penyalaan Lilin Untuk Korban KM Sinar Bangun
Sarmila, salah satu keluarga korban mengatakan, dia belum ikhlas dengan kepergian Irwansyah, putra pertamanya. Irwansyah dan empat orang temannya menjadi korban saat peristiwa itu.
“Makin hari bukannya makin ikhlas,” kata Sarmila.
Sarmila mengaku, Irwansyah sering datang ke mimpinya. Dalam mimpi itu, Irwansyah berkata bahwa dia sudah tenang di dunianya saat ini.
“Setiap mimpi, pasti rindu,” ujarnya.
Baca: Tragedi Sinar Bangun Hingga Longsor Jembatan Siduadua Berdampak, Wisatawan Sepi
Baca: Malam Doa di Sultan Agung Untuk Korban KM Sinar Bangun Lusi Sitanggang
Sarmila menambahkan, dari kediamannya di Bandar Masilam, Simalungun, dirinya sering berkunjung ke monumen tersebut dengan mengendarai sepedamotor.
Keluarga korban lainnya, Maria Magdalena sudah ikhlas dengan kepergian suami dan dua orang keluarganya.
“Saya ikhlas. Sekarang, saya fokus sajalah menghidupi dan menyekolahkan anak-anak saya,” ujar ibu tiga anak ini.