Masyarakat Sihaporas Mohon Perlindungan ke Konferensi Waligereja Indonesia

Share this:
BMG
Masyarakat Lamtoras Sihaporas dari kawasan Danau Toba di Kecamatan Pematang Sidamanik, Simalungun, meminta pendampinginan Ketua Komisi Keadilan dan Perdamaian Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Pastor Aegidius Eko Aldilanto OCarm (kedua dari kanan) di Kantor KWI, Kawasan Cikini, Jakarta, Senin (7/10/2019) siang. Warga didampingi Pengurus Pusat PMKRI dan Pengurus Pusat GMKI.

Halasan menambahkan, PMKRI juga meminta Kapolres Simalungun agar objektif dalam melihat persoalan ini serta bertindak secara profesional, serta tidak menyebabkan situasi mencekam bagi masyarakat desa.

“Mendesak Kapolres Simalungun untuk segera membebaskan dua orang masyarakat Sihaporas karena penangkapan keduanya dan penahanan tidak melalui prosedur yang tepat,” ujar Halasan.

Ketua PP GMKI Bidang Pergerakan dan Pelayanan EF Pranoto mengatakan, ketika terjadi konflik soal tanah ulayat, pemerintah harus hadir untuk melindungi sumber kehidupan dan juga identitas rakyatnya. Jangan justru masyarakat yang memperjuangkan tanah ulayatnya dikriminalisasi oleh aparat kepolisian.

“Oleh karena itu, kami meminta aparat kepolisian segera membebaskan dua orang petani Sihaporas, yang saat ini dikurung. Dan kepada presiden untuk serius mengurus soal tanah ulayat ini karena banyak mafia-mafia tanah yang memanfaatkan program reforma agraria,” ujar Efpran, sapaan EF Pranoto.

“Sebenarnya, kita juga menyayangkan Presiden Jokowi dalam beberapa kesempatan pidatonya terutama pasca-kemengan pilpres 2019, Jokowi sama sekali tidak menyentil soal penyelesaian konflik agraria,”ujar Efran, aktivis GMKI asal Bengkulu.

Sebelumnya, Humas PT Toba Pulp Lestari (TPL) Norma Patty Handini Hutajulu membenarkan terjadi bentrok antara karyawan dan personel Sekuriti PT Toba Pulp Lestari (TPL) kontra warga Masyarakat Desa Sihaporas di Compt B 553 PT TPL pada Senin, 16 September 2019.

“Benar bahwa warga masyarakat Sihaporas sedang melakukan penanaman jagung dalam konsesi PT Toba Pulp Lestari,” tutur Norma Patty Handini Hutajulu, Senin (16/9/2019).

BacaCari Tahu Penyebab Jalan Siantar-Tanah Jawa Terputus, Gubsu Bentuk Tim

BacaProtes Hasil Pilpanag, Warga Tiga Bolon Demo di Kantor DPRD Simalungun

Norma mengatakan, kejadian itu telah dilaporkan ke Polres Simalungun. Sementara itu, Bahara Sibuea yang menjadi korban, mendapat perawatan di Rumah Sakit Vita Insani (RSVI) Kota Pematangsiantar.

Menurut keterangan warga, saat itu, Bahara hendak memukul Marudut Ambarita. Namun, Marudut mengelak, sehingga terkenalah tengkuk Mario, anaknya. Konflik pun pecah mengakibatkan saling baku pukul. Konflik ini akibat saling klaim lahan seluas kurang lebih 2 ribu hektare (ha).

Share this: