SIANTAR, BENTENGSIANTAR.com– Pendaftaran Calon Rektor Universitas Simalungun (USI) yang dibuka pada Juli 2018 sudah ditutup pada 14 Juli 2018 lalu. Sebanyak lima calon sudah mendaftar dan siap bertarung.
Empat diantaranya merupakan Dosen Tetap USI. Mereka adalah Dr Corry MSi, Prof Dr Marihot Manullang, Dr Sarintan E Damanik SHut MSi dan Dr Pinondang Nainggolan SE MSi. Sementara seorang calon lainnya, Ir Bernaulus Saragih MSc PhD berasal dari Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim).
Kepada BENTENGTIMES.com, Sabtu (21/7/2018), Ketua Panitia Pemilihan Rektor periode 2018-2022 Elvira SC Damanik SE, menjelaskan setelah pendaftaran ditutup, langkah selanjutnya verifikasi berkas calon. Nantinya, berkas yang tidak lengkap maupun yang sudah lengkap, disampaikan ke setiap calon.
“Mulai tanggal 23 Juli nanti, kita sampaikan itu,” ujarnya.
Apabila ada berkas calon yang belum lengkap, sambung Elvira, calon tersebut harus melengkapinya hingga 4 Agustus 2018. “Kalau tidak dilengkapi, itu berarti nggak mau ikut lagi (dalam pemilihan Rektor),” ujarnya.
Masih kata Elvira, tahapan selanjutnya usai verifikasi berkas yakni penyampaian visi dan misi di depan Senat.
“Itu nanti ada sesi tanya jawabnya. Yang diundang ketika penyampaian visi dan misi adalah Senat, Calon Rektor, Pengurus dan Pembina USI,” paparnya.
Setelah penyampaian visi dan misi, lanjut Elvira, 30 Senat memilih calon Rektor. Kemudian dilakukan psikotest, lalu panitia menyerahkan hasilnya ke pengurus dan dari pengurus kepada pembina.
“Pembina yang memilih siapa Rektor. Semua tahapan pemilihan dilakukan di USI,” ujarnya.
Elvira menambahkan, pelantikan Rektor terpilih akan dilakukan sehari sebelum masa jabatan Rektor sebelumnya, yakni Prof Dr Marihot Manullang, habis.
“Jadi tidak ada plt (Pelaksana Tugas). Pelantikannya di Desember nanti, hanya beda satu hari dengan habisnya masa jabatan rektor yang lama,” ucapnya.
Soal independensi, Elvira memastikan, tidak ada Senat, Pengurus maupun Pembina USI yang pro terhadap salah satu calon.
“Kalau pun ada pergunjingan terkait adanya Pengurus, Senat atau Pembina yang pro, itu hal biasa. Semua kan bisa melihat dan menilai,” pungkasnya.