Akses Masyarakat ke Layanan Keuangan Formal Diperluas, Bukan Hanya Pelaku UMKM
- 3 jam lalu
- dibaca 15 kali
SIANTAR, BENTENGSIANTAR.com– Wali Kota Pematangsiantar, Wesly Silalahi menyerahkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) secara simbolis kepada para pelaku UMKM. Penyerahan KUR berlangsung di acara Puncak Bulan Inklusi Keuangan (BIK) Tahun 2025, di Gedung Serbaguna Pemko Pematangsiantar, Selasa (04/11/2025).
KUR yang diserahkan di acara dengan tema ‘Inklusi Keuangan untuk Semua, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju’, itu berasal dari Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Sumut, PT Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM).
Wesly dalam sambutannya mengatakan, Bulan Inklusi Keuangan setiap tahunnya seyogyanya dilaksanakan setiap bulan Oktober. Namun, karena beberapa hal, maka baru bisa dilaksanakan di awal November ini.
Dia menyampaikan, akses keuangan merupakan hak dasar bagi seluruh masyarakat dan memiliki peran penting dalam meningkatkan hidup masyarakat. Salah satu pemenuhan kebutuhan produk dan layanan keuangan dari level yang paling mendasar, yaitu melalui kepemilikan rekening bank, yang kemudian dapat berkembang untuk memiliki produk dan layanan keuangan lainnya, seperti asuransi, pembiayaan, program pensiun, dan investasi.
“Bulan Inklusi Keuangan Tahun 2025 ini bertujuan meningkatkan inklusi keuangan yang signifikan dan berkelanjutan di seluruh Indonesia,” terang Wesly.
Kegiatan tersebut melibatkan berbagai program, antara lain: kampanye dan sosialisasi; seperti kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya inklusi keuangan dan produk keuangan yang tersedia.
Kemudian, edukasi keuangan: program edukasi yang ditujukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat, terutama generasi muda, tentang pengelolaan keuangan dan produk keuangan yang ada.
Lalu, promosi produk keuangan: penawaran insentif seperti diskon, bonus, dan cashback untuk menarik masyarakat menggunakan produk.
Lebih lanjut Wesly mengatakan, Bulan Inklusi Keuangan yang diperingati setiap tahunnya adalah sebuah gerakan nasional bertujuan memperluas akses masyarakat terhadap layanan keuangan formal.
“Perayaan Bulan Inklusi Keuangan bukan sekadar ajang kampanye edukasi, tetapi tersimpan makna besar tentang bagaimana masyarakat bisa lebih berdaya, mandiri, dan terlindung secara finansial,” tukasnya.
Masih kata Wesly, di tengah pesatnya perkembangan ekonomi digital, kesenjangan dan disparitas akses keuangan masih menjadi tantangan. Banyak masyarakat, terutama di daerah, belum memiliki rekening bank, belum memahami produk investasi, atau bahkan masih terjebak pinjaman ilegal.
Maka, pemerintah bersama industri jasa keuangan serta seluruh stakeholder berupaya menghapus batas itu.
Sehingga, setiap warga negara memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh secara ekonomi melalui program TPAKD (Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah) Kota Pematangsiantar, yang telah direalisasikan antara lain: Program Kejar (Satu Rekening Satu Pelajar); HIM (Hari Indonesia Menabung); One Villa One Agent (OVOA); Syariah/Agen Inklusi Keuangan; serta Edukasi Pasar Modal.
Wesly mengharapkan kegiatan tersebut bisa memperluas wawasan dan pengetahuan masyarakat, khususnya pelaku usaha, mahasiswa, kelompok/organisasi wanita, dan masyarakat umum.
Sehingga, berdampak dalam mendukung arah dan tujuan sektor keuangan dalam stabilitas ekonomi makro sebesar 91 persen pada tahun 2025 dan 98 persen pada tahun 2045 seperti yang tertuang dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029.
“Secara khusus, peningkatan inklusi keuangan/IKAD berkorelasi positif terhadap kontribusi kesejahteraan masyarakat di Kota Pematangsiantar tentang keuangan inklusif. Di sinilah, pentingnya inklusi keuangan,” tukasnya.
Inklusi keuangan, lanjutnya, adalah untuk mendapat akses produk dan layanan jasa keuangan untuk membeli barang atau jasa dengan cara yang efektif dan berkelanjutan. Akses yang dimaksud seperti perbankan, asuransi, investasi, teknologi finansial, dan lain sebagainya.
Untuk mencapai inklusi keuangan, literasi keuangan juga diperlukan untuk memberikan pemahaman masyarakat dalam memilih dan menggunakan produk keuangan yang sesuai dengan kebutuhan.
Baca: Intervensi Kenaikan Harga Beras, Pemko Siantar Siapkan Pasar Murah
Di akhir sambutan, Wesly mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas dukungan yang telah diberikan, terlebih kepada Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Sumatera Utara, Bursa Efek Indonesia, pihak perbankan dan non perbankan atas segala bantuan serta sumbangsih yang diberikan untuk mendukung target inklusi keuangan Kota Pematangsiantar menuju Pematangsiantar Cerdas Sehat, Kreatif, dan Selaras.
