Lewat Membatik, Sumiharjo Pakpahan Ingin Kembangkan Ekonomi Kreatif di Siantar

Share this:
FERRY SIHOMBING-BMG
Mayjen Purnawirawan TNI Sumiharjo Pakpahan (berdiri) menyaksikan masyarakat yang mengikuti pelatihan membatik di kediamannya, Jalan Bah Binonom, Kelurahan Sigulang-gulang, Kecamatan Siantar Utara, Sabtu (30/3/2019).

SIANTAR, BENTENGSIANTAR.com– Mayjen Purnawirawan TNI Sumiharjo Pakpahan bertekad mengembangkan ekonomi kreatif di Kota Pematangsiantar. Hal itu tak lain hanya untuk kesejahteraan masyarakat.

Langkah konkrit yang sudah dilakukan putra Siantar itu yakni dengan menggelar pelatihan membatik di rumahnya, Jalan Bah Binonom, Kelurahan Sigulang-gulang, Kecamatan Siantar Utara, Sabtu (30/3/2019). Ratusan masyarakat yang didominasi kaum ibu itu terlihat antusias mengikuti kegiatan tersebut.

Dalam kegiatan itu, Sumiharjo pun menghadirkan lima seniman dari Pekalongan, Jawa Tengah (Jateng), untuk mengajarkan teknik-teknik membatik kepada masyarakat. Mereka adalah Gus Ahmad Salahuddin, Novianto, Untung Suudi sebagai pelukis, pemotif, dan pembatik dalam dan luar negeri, Kyai Hasan Bisri sebagai pemotif dan pembatik, serta Taufik Canting sebagai dosen membatik dan pelukis.

Sumiharjo menuturkan, digelarnya kegiatan itu juga dilatarbelakangi rasa empati kepada masyarakat kecil.

Ada tiga hal yang ingin dipupuk Sumiharjo melalui kegiatan itu. Pertama saling asah, menularkan kebolehan dari para pelatih kepada masyarakat. Kemudian saling asih, saling mengasihi, saling bantu, dan saling tolong menolong. Dan, yang ketiga saling asuh.

“Saling asuh ini kita sama-sama mengembangkan ekonomi kerakyatan dan kreatifitas masyarakat di Kota Pematangsiantar,” jelas Sumiharjo.

Sumiharjo menegaskan, pelatihan tersebut akan dilakukan secara berkesinambungan.

“Semua warga Kota Siantar akan kita latih. Ekonomi kerakyatakan harus dimulai dari diri sendiri. Kita yang mengerjakan, kita menjual, untungnya untuk kita,” paparnya.

Menurut Sumiharjo, membatik itu sangat penting. Sebab, batik sudah menjadi pakaian internasional.

“Batik sudah milik dunia. Produksi batik diminati banyak orang,” ujarnya.

Terkhusus Siantar yang didominasi suku Batak, sambung Sumiharjo, masyarakat bisa membatik dengan motif masing-masing suku yang ada.

“Contohnya, ada motif Pakpahan, pasti semua (yang bermarga) Pakpahan akan beli,” ucapnya.

BacaAlpeda, Putra Sidamanik yang Ingin Jadi Walikota, Semoga Tidak Sekadar Cakap-Cakap

Sumiharjo mengatakan, yang mereka lakukan nantinya juga tidak berhenti hanya di pelatihan, namun koperasi bersama akan didirikan.

“Kalau ada yang ingin menjual batik, boleh kerjasama dengan tim dari Pekalongan,” katanya.

Sumiharjo berharap, masyarakat dapat terus belajar membatik hingga mahir dan dapat berwirausaha.

“Pakaian-pakaian bekas itu juga bisa dimanfaatkan. Dicuci bersih lalu dibuat jadi batik,” imbuhnya.

BacaProtes Pemberhentian Pembangunan Tugu Sangnaualuh, Tangkap Hefriansyah!

Sementara itu, Taufik Canting menjelaskan, hal yang harus dipahami ketika membatik adalah perlunya kesabaran dan tangan tidak kaku.

“Tangannya harus lembut,” ujar Taufik.

Taufik menambahkan, untuk satu hasil batik, bisa diselesaikan dalam waktu satu hari.

Share this: