SIANTAR, BENTENGSIANTAR.com – Kepergian Putri Margaretty Sinambela, salah satu siswi SMAN 1 Kota Siantar yang tenggelam di Danau Toba, masih menyisakan duka yang mendalam. Keluarga, pihak sekolah dan teman dekat masih belum percaya bahwa pelajar kelas XI itu telah tiada.
Terutama sang ibu, Netty Sidabutar, yang masih terus menangis melepas kepergian anak semata wayangnya tersebut.
Hal itu terlihat dari situasi rumah duka di Jalan Mangga, Kelurahan Parhorasan Nauli, Siantar Marihat, Senin (23/9/2019), yang masih dipenuhi pelayat, mulai dari warga sekitar, kerabat, teman dan pihak sekolah.
BACA: Siswi SMA 1 Siantar yang Tenggelam di Danau Toba Itu Ternyata Anak Semata Wayang
Ditemui di sana, Kepala SMAN 1 Kota Siantar Bona Sihombing menuturkan, insiden tersebut merupakan duka bagi sekolah.
“Ini duka bagi kami. Kami juga tak ingin ada kejadian begini. Kami tidak suka ini,” kata Bona.
Bona menjelaskan, dalam kegiatan tersebut, sedikitnya ada 21 guru mengawasi 365 pelajar yang turut dalam perkemahan.
“Ini bukan kelalaian. Saya rasa (pengawasan) itu cukup. Ada guru di situ. Kejadian ini sangat kami hindarkan. Guru juga ikut menyelam saat kejadian. Tapi, kita tahu bahwa sifat-sifat manusia ini kan saling memojokkan,” paparnya.
Soal kegiatan itu, kata Bona, sudah ada kesepakatan antara orangtua siswa dengan pihak sekolah. “Kegiatan ini juga tidak dipungut biaya sama sekali,” ujarnya.
BACA: Perkemahan Maut di Ajibata, Siswi SMA 1 Siantar Tenggelam di Danau Toba
Ditanya apakah kegiatan serupa masih akan dilaksanakan tahun depan, Bona mengatakan, sementara ditiadakan dan akan dirapatkan kembali bersama Dinas Pendidikan serta orangtua siswa.
“Dalam melaksanakan kegiatan ini, kita juga selalu minta izin orangtua siswa,” ujarnya.
Bona menambahkan, atas peristiwa itu, pihak sekolah akan membiayai seluruh proses pemakaman Putri. Rencananya, jenazah Putri akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kampung Kristen, Siantar Selatan, Senin sore.
Diketahui, Putri Margaretty Sinambela terpeleset dan terjatuh saat mengikuti Perkemahan Jumat Sabtu Minggu (Perjusami) yang diselenggarakan pihak sekolah di pinggiran Danau Toba, persisnya di Dusun Jambu Desa, Kelurahan Parsaoran Ajibata, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Tobasa.
Kegiatan tersebut dijadwalkan berlangsung mulai Jumat (20/9/2019) hingga Minggu (22/9/2019). Jumat pagi, pihak sekolah membawa 365 anak didiknya ke lokasi perkemahan.
Kemudian, Sabtu sore, untuk rangkaian kegiatan, 365 pelajar itu dibagi dalam beberapa kelompok, seperti Osis, Paskibra, Pramuka, Unpala, Karya Ilmiah Remaja (KIR), Pendalaman Iman (PI), Organisasi Siswa Katholik (OSK), Patroli Keamanan Sekolah (PKS), PMR dan Rohani Islam. Putri masuk dalam kelompok KIR.
Saat kegiatan berlangsung di pinggiran Danau Toba, Putri terpeleset dan terjatuh. Putri tenggelam di Danau Toba.
Pihak sekolah, siswa dan siswi lain, serta pihak hotel di sekitar lokasi kejadian berusaha mencari Putri. Sayangnya, Putri tak kunjung ditemukan. Pihak sekolah kemudian melaporkan kejadian itu ke pihak kepolisian. Lalu, Minggu pagi, polisi dan Tim Basarnas turun untuk melakukan pencarian. Sekira pukul 10.00 WIB, Putri ditemukan tak jauh dari lokasi perkemahan dalam kondisi tak bernyawa.