Benteng Siantar

Berbekal Surat Sakti Kepala Desa, Dua Bocah Batubara Ngemis di Siantar, Prihatin!

Dua anak di bawah umur asal Batubara berinisial RG dan HS saat berada di salah satu warung kopi, Jalan MH Sitorus, Siantar Barat, Jumat (24/1/2020). Mereka sengaja datang ke Siantar, untuk meminta-minta.

SIANTAR, BENTENGSIANTAR.com– Belakangan ini Kota Pematangsiantar ramai pengemis. Tua, muda hingga anak-anak dibawah umur silih berganti mengemis dari warung ke warung, dari toko ke toko di inti Kota Pematangsiantar. Diantaranya dua orang bocah (usia sekira 14-15 tahun). Adalah RG dan HS, warga Dusun VIII, Desa Bagan Dalam, Kecamatan Tanjung Tiram.

Dengan berbekal surat sakti kepala desa tempatnya tinggal di Kabupaten Batubara, mereka datang ke Siantar. Kemudian meminta-minta dari satu tempat ke tempat lain.

Namun, langkah keduanya pun terhenti sejenak saat mampir di salahsatu warung kopi di Jalan MH Sitorus. Di sana, kedua bocah ini berbagi kisah dengan wartawan.

Mereka bilang, mengemis bukan kehendak. Tapi kondisi hidup dibawah garis kemiskinan membuat mereka tidak punya banyak pilihan. Sementara, hidup harus terus berjalan.

“Supaya ada makan kami,” ucap RG beralasan.

Dari pengamatan, surat sakti yang dipegang bocah itu berkop Pemerintah Kabupaten Batubara, Kecamatan Tanjung Tiram, Kantor Kepala Desa Bagan Dalam. Perihal perintah tugas. Kemudian di bagian paling bawah, tertera tanda tangan Zulaika selaku Pejabat Sementara (Pjs) Kepala Desa Bagan Dalam.

“Mamak yang ngasih surat ini,” aku RG, sembari memerlihatkan surat sakti tersebut ke wartawan.

Dalam surat itu disebut ‘memberikan tugas kepada RG, mengutip dana bantuan dari donatur untuk keperluan anak yatim. Surat itu berlaku mulai tanggal 19 Desember 2019 hingga 19 April 2020.

BacaIbu dan Kakak Sendiri Ditebas, Alasannya Dibisiki Gaib

Namun dalam praktiknya, RG mengaku jika seluruh uang yang mereka dapat disetor ke Ibunya berinisial NU (45). Sementara, RG dan temannya HS hanya kebagian uang jajan dan buat bayar ongkos pulang pergi Siantar-Batubara.

“Sudah dua minggu kami kayak gini (meminta-minta), bang. Sehari, rata-rata dapat seratus ribu rupiah. Terkadang, lebih,” kata RG.

RG mengaku mereka tak lagi bersekolah. Sementara, pendidikan terakhir di bangku SMP.

“Bapakku sudah ninggal (meninggal, red). Nggak ada uang orangtua kami,” ujar RG, memelas.

BacaTentang Fenomena Patologi Sosial, Hingga Astronout Singgung Judi

Terpisah, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kadis Kominfo) Kabupaten Batubara Andri Rahadian, mengaku baru mendengar informasi tersebut. Ia menduga jika oknum Pjs yang disebut membubuhkan tanda tangan dalam surat sakti tersebut sama sekali tidak mengetahuinya. Namun, dia berjanji menyampaikan hal tersebut ke Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) untuk dilakukan pembinaan.

“Saya baru tahu juga ini. Kita baru ada pelantikan kepala desa. Mungkin, itu Pjs yang lama,” kata Andri, via telepon seluler.