SIANTAR, BENTENGSIANTAR.com– Banjir yang melanda permukiman warga di Kelurahan Tanjung Tongah dan Tanjung Pinggir, Kecamatan Siantar Martoba, Kota Pematang Siantar, pada Sabtu (11/7/2020) malam, merupakan musibah terparah dalam kurun waktu 20 tahun terakhir. Ketinggian air di sejumlah titik kawasan permukiman mencapai 2 meter.
“Sebelumnya, tahun 2001 ketinggian air sekitar 1,5 meter. Ini sampai 2 meter,” ujar Lurah Tanjung Tongah Henri Gunawan Purba, kepada BENTENG SIANTAR, Minggu (12/7/2020) malam.
Bahkan kata Henri, banjir kali ini telah melewati tembok penahan setinggi 3 meter dengan panjang 350 meter di dekat permukiman warga di Tanjung Tongah.
“Kalau temboknya, tidak sampai roboh. Baru selesai dibangun April 2020, lalu,” kata Lurah.
Henri menyebutkan, dalam musibah banjir ini sebanyak 58 rumah (terdiri dari 64 KK), terendam banjir di Jalan Tambun Barat Bawah, Pondok Legok. Selama ini, kawasan itu memang sering langganan banjir.
Dia mengungkapkan, ada dua sungai bertemu di suatu ruas di Pondok Legok tersebut, yakni Sungai Bah Kaitan dan Sungai Bah Sosopan.
Baca: 58 Rumah Terendam, 3 Rusak, Warkop Hanyut Terbawa Arus Banjir di Tanjung Tongah
Oleh pemerintah, kata Lurah Tanjung Tongah, sudah ada langkah antisipasi dengan membangun tembok penahan, kemudian pelebaran dan pengerukan sedimen sungai.
“Itu makanya, warga tidak menduga jika banjir sampai separah ini,” ujar Henri.
Baca: Ratapan Istri Korban Tewas Terseret Banjir di Tanjung Pinggir: Dungo Ho, Hasian..
Pada kesempatan itu, Lurah Tanjung Tongah mengimbau warganya agar tetap waspada. Kemudian bagi warga korban banjir, Lurah Tanjung Tongah menyampaikan jika Pemko Siantar telah menyiapkan posko kesehatan dan dapur umum.
“Situasi sekarang sudah terkendali. Aparat pemerintah bersama-sama dengan warga telah bergotong royong membersihkan sisa banjir,” pungkas Lurah.