SIANTAR, BENTENGSIANTAR.com– Banjir yang melanda Kelurahan Tanjung Tongah, Kecamatan Siantar Martoba, ternyata membuat dua warga kehilangan 30 ekor kambing miliknya. Padahal, kambing itu rencananya dijual untuk kurban saat Perayaan Hari Raya Idul Adha, 31 Juli mendatang.
Kedua warga itu yakni Sabari dan Sugianto. Mereka bermukim di Jalan Tambun Barat, Kelurahan Tanjung Tongah.
Kepada BENTENG SIANTAR, Sabari bercerita, 24 ekor kambing miliknya itu dikandangkan di belakang rumahnya. Kandang kambing itu pun langsung berbatasan dengan sungai. Hanya tembok penahan yang jadi pemisahnya.
“Itu kan kejadiannya jam tengah tujuh menjelang malam. Itu air tiba-tiba meluap. Tinggi airnya sampai satu setengah meter,” kata pria 41 tahun ini, Selasa (14/7/2020).
Melihat itu, Sabari tak kepikiran lagi untuk menyelamatkan kambingnya. Dia hanya fokus menyelamatkan anak dan istrinya.
“Nggak sempat menyelamatkan apa-apa. Air langsung masuk ke rumah. Barang-barang dagangan juga lenyap terbawa banjir. Ada juga 10 karung beras yang ikut hanyut,” ujarnya.
Bapak tiga orang anak ini menuturkan, kambing tersebut sengaja dibesarkannya untuk dijual sebagai kurban dalam Perayaan Hari Raya Idul Adha. Sejak tiga tahun belakangan, sambung Sabari, dia sudah beternak kambing dan sering dijual untuk kurban.
“Tiap tahun aku yang sediakan kurban di daerah sini. Aku ambil kambingnya dari Tebing, Bah Jambi, dan Marjandi Embong,” ujarnya.
Sabari mengatakan, 24 kambing miliknya yang hanyut dibawa banjir itu beratnya beranekaragam, mulai dari 12 kilogram hingga 25 kilogram.
“Kalau yang 12 kilogram itu harganya Rp1,8 juta. Kalau yang 25 kilogram itu Rp3,5 juta,” terangnya.
Sedihnya, kata Sabari, sudah ada 6 ekor kambing yang dipanjar untuk kurban nantinya.
“Sudah ada yang bayar Rp2,2 juta, ada yang Rp2,5 juta,” bebernya.
Sabari pun tak bisa berbuat banyak. Meski keenam pemesan itu komplain, dia hanya bisa meminta tolong untuk memberinya waktu mengumpulkan uang agar bisa mengembalikan uang pemesan itu.
“Kalau sekarang aku belum bisa mengganti uang mereka. Ini kan bencana. Bukan disengaja atau karena teledor,” ucapnya.
Baca: 58 Rumah Terendam, 3 Rusak, Warkop Hanyut Terbawa Arus Banjir di Tanjung Tongah
Meski demikian, Sabari pun sudah mengikhlaskan kejadian tersebut.
“Kalaupun dapat kambing itu, pasti sudah mati. Ikhlaskan sajalah,” ujarnya.
Sementara itu, Sugianto menuturkan, selain 6 ekor kambing miliknya yang hanyut, ada pula 40 ekor ayam.
“Kambingku itu ada 4 jantan, 2 betina. Kalau ditotal harganya sekitar Rp7 juta,” ungkapnya.
Sugianto melanjutkan, dia sudah merawat kambing itu sejak umur 3 bulan. Dan kini, 6 ekor kambing itu berumur 3 tahun.
“Kalau ada yang minat, ya aku jual kambing itu untuk kurban juga,” ucapnya.
Kemudian 40 ekor ayam itu juga, kata Sugianto, dijual sebagai penghasilan tambahan.
“Ayamnya dijual ke tetangga. Harganya Rp30 ribu sampai Rp40 ribunya. Telurnya juga dijual,” katanya.
Baca: Terparah Dalam 20 Tahun Terakhir, Banjir Melewati Tembok Setinggi 3 Meter
Sugianto mengatakan, saat air meluap, dia sedang berada di masjid tak jauh dari rumahnya.
“Pas pulang ke rumah, air sudah sepinggang. Nggak ada barang-barang yang bisa diselamatkan lagi. Hanya menyelematkan anak dan istri sajalah,” ujar pria 48 tahun ini.
Sama halnya dengan Sabari, Sugianto pun sudah mengikhlaskan kejadian itu.
“Terima sajalah. Sudah takdir,” pungkasnya.