Benteng Siantar

Masih Berharap Jenazah ABK Asal Siantar Itu Dipulangkan ke Kampung Halaman, Kemenlu Surati Cina

Keluarga besar Riki Samosir masih berharap jenazah alm Riki Samosir, ABK asal Siantar itu bisa dipulangkan ke kampung halaman, Senin (5/7/2021).

SIANTAR, BENTENGSIANTAR.com– Keluarga besar mendiang Riki Samosir masih terus berharap agar jenazah Anak Buah Kapal (ABK) yang meninggal dunia di Kapal milik Cina itu bisa dipulangkan ke kampung halaman di Kota Pematang Siantar.

Berbagai upaya sudah dilakukan. Melalui kerabat yang ada di Jakarta, keluarga Riki sudah menyurati Kemenlu, Kedubes, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan hingga Presiden Joko Widodo.

“Sudah banyak usaha yang kami lakukan agar jenazah keponakan kami (Riki) ini dipulangkan,” kata Rama Uli, salah satu keluarga Riki.

Rama Uli melanjutkan, sejauh ini, respon pemerintah cukup baik. Dari informasi yang mereka peroleh, sambung Rama, pihak Kemenlu sudah menyurati Cina agar jenazah Riki dipulangkan.

“Informasi dari Kemenlu, Indonesia bersedia menerima kapal yang mengantar jenazah keponakan kami itu di Belitung atau Batam,” ujar Rama.

BacaDuka Dumaris Pangaribuan, Sopir Angkot di Jakarta Timur, Menolak Bayar Calo, Dibakar Hidup-Hidup

BacaKisah Tele Sihotang, ABK KM Mikhel, Terombang Ambing di Laut Tanpa Makan dan Minum

Rama mengungkapkan, kabarnya, jenazah pemuda 28 tahun itu berada Somalia.

“Kabar itu kami dapat dua hari yang lalu,” ujar Rama.

Bersambung ke halaman 2..

Di sisi lain, Rama membeberkan, informasi soal perlakuan yang tidak manusiawi terhadap ABK sudah banyak mereka terima.

Kabar soal perlakuan itu, lanjut Rama, mereka peroleh dari teman-teman Riki. Oleh karena itu, banyak ABK yang dipulangkan karena memberontak.

“Perlakuan terhadap orang Indonesia berbeda dengan orang Cina. Dari segi makanan saja sudah beda. Orang Cina makan enak dan orang Indonesia hanya makan mi instan,” pungkas Rama.

Di berita sebelumnya, Riki Samosir, seorang Anak Buah Kapal (ABK) asal Kota Pematang Siantar, meninggal dunia saat berlayar. Kabar ini sontak mengejutkan keluarga Riki. Sebab, selama dua tahun merantau, Riki tak bisa dihubungi.

BacaKisah ABK Asal Siantar, Terdampar 7 Jam di Laut, Niat Bantu Orangtua Malah Disiksa

BacaKapal Meledak di Perairan Sibolga, Nahkoda Ditemukan Tewas, 1 ABK Hilang

Rama Uli, salah seorang keluarga bercerita, Riki bekerja di PT Raja Crew Atlantik (RCA). Riki berangkat dari Siantar ke Tegal pada Juni 2019.

“Dia (Riki) belajar selama kurang lebih tiga bulan untuk mendapatkan buku pelayarannya dan bisa berangkat ke kapal ikan,” kata Rama.

Bersambung ke halaman 3..

Lalu, sambung Rama, pada 12 Oktober 2019, Riki berangkat ke Singapura menuju kapal tempatnya bekerja. Riki bekerja di Kapal Taihong 6 dengan kontrak kerja selama 2 tahun. Kemudian, sejak hari keberangkatan itu, Riki tidak bisa lagi dihubungi.

“Selama dua tahun kami mencari tahu bagaimana caranya agar bisa mendapat kabar dari paraman saya (Riki) itu,” terang Rama.

Bahkan, hingga orangtuanya meninggal dunia, Riki tetap tak bisa dihubungi.

“Saya juga sudah menghubungi pihak perusahaan agar bisa mendapatkan sedikit kabar tentang paraman saya. Tapi, pihak kapal mengungkapkan bahwa tidak ada jaringan dan tidak ada hasil yang kami dapatkan,” ungkap Rama.

BacaDua Tahun Merantau, ABK Asal Siantar Hilang Kontak, Dapat Kabar Sudah Meninggal

BacaAib Keluarga Terbongkar Setelah Sang Putri Melahirkan, Ternyata..

Hingga akhirnya, pada 29 Juni 2021 sekira pukul 11.00 WIB, keuarga tiba tiba dihubungi untuk memberitahukan kematian Riki.

“Katanya, paraman saya meninggal karena sakit. Kaki bengkak serta nyeri dan BAK susah,” jelas Rama.