Silahturahmi Bundo Kanduang Siantar dan Gebyar Budaya Minangkabau

Share this:
BMG
Walikota Siantar Susanti Dewayani disambut Tari Galombang saat menghadiri acara Silaturahmi Bunda Kandung Kota Pematang Siantar dan Gebyar Budaya Minangkabau, di Kafe Harico, Jalan Sriwijaya, Kelurahan Baru, Kecamatan Siantar Utara, Sabtu (08/07/2023).

SIANTAR, BENTENGSIANTAR.com– Walikota Siantar Susanti Dewayani disambut Tari Galombang saat menghadiri acara Silahturahmi Bundo Kanduang Pematang Siantar dan Gebyar Budaya Minangkabau, di Kafe Harico, Jalan Sriwijaya, Kelurahan Baru, Kecamatan Siantar Utara, Sabtu (08/07/2023).

Kegiatan ini diawali dengan pertunjukan Tari Galombang, tari tersebut merupakan tari penyambutan kepada tamu kehormatan, dalam hal ini dr Susanti beserta rombongan.

Susanti dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan tersebut. Menurutnya, Gebyar Budaya Minangkabau bertujuan untuk melestarikan budaya Minang. Sehingga, anak-anak muda semakin mencintai dan mendalami budaya.

“Dengan demikian, akan mewarisi budaya leluhur kita yang luar biasa,” sebut Susanti.

Budaya Minang, lanjut walikota perempuan pertama di Pematang Siantar itu, mengedepankan posisi perempuan. Sehingga, Susanti mengajak kaum perempuan, seperti Bundo Kanduang untuk terus berkarya dan membangun Kota Pematang Siantar.

Masih kata dokter spesialis anak tersebut, peranan wanita dinilai begitu penting karena memiliki peran yang besar dalam sebuah keluarga. Kaum Ibu sebagai panutan, pendidik, dan pembina, yang selalu membimbing anak-anak.

Kepada seluruh yang hadir, khususnya kaum ibu, Susanti juga mengajak untuk terus mendidik dan membimbing anak-anak. Apalagi di era digital saat ini, bimbingan dari kaum ibu harus terus ditingkatkan.

BacaSusanti Berharap UU TPKS Dapat Menyelesaikan Kasus Kekerasan Seksual, Perlindungan Perempuan dan Anak

BacaDewan Cantik Siantar Itu Serap Aspirasi Sambil Duduk di Lantai

Dalam falsafah adat Minang, sambungnya, “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah” yang artinya adat Minangkabau bersendikan atau berdasarkan agama Islam, dan agama Islam itu sendiri dasarnya adalah Al-Qur’an (Kitabullah).

“Untuk itu, kaum perempuan, Bundo Kanduang di Kota Pematang Siantar, telah dapat hidup rukun, saling bergandeng tangan, dan saling bekerja sama di tengah masyarakat dengan berbagai etnis, suku, dan agama,” ujar alumni Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK UGM) Yogyakarta tersebut.

Halaman Selanjutnya >>>

Share this: