SIANTAR, BENTENGSIANTAR.com– Polres Pematangsiantar belum dapat memastikan penyebab kematian Muhammad Hanafi (17) dan Galang Pradana (17), dua remaja asal Kabupaten Asahan yang ditemukan tewas di Jalan Bah Kora II Atas, Kelurahan Marimbun, Kecamatan Siantar Marimbun, Minggu (26/05/2024), pagi sekira pukul 06.30 WIB. Saat ini, pihak kepolisian masih menunggu hasil otopsi.
“Kita masih menunggu otopsi. Hasil otopsi ini sangat dibutuhkan sebagai alat bukti penyebab kematian,” kata Kapolres Pematangsiantar, AKBP Yogen Heroes Baruno, didampingi Kasat Reskrim, AKP Made Wira Suhendra, Kaur Bin Ops (KBO) Sat Reskrim, Iptu Apri Damanik dan jajaran, saat menggelar konferensi pers terkait kematian dua remaja asal Asahan, Senin (27/05/2024), sore sekira pukul 15.00 WIB.
Masih kata Yogen, dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), barang-barang bawan kedua korban, termasuk sepeda motor atau pun yang lainnya, tidak ada yang hilang.
Selain itu lanjut Yogen, pihaknya sudah mengumpulkan alat bukti dan mendeteksi keberadaan para pelaku.
“Insyaallah dalam waktu dekat ini tim kita sudah bisa menemukan para pelaku,” tegas Yogen.
Dalam kesempatan itu, Yogen menjelaskan kronologi kejadian. Kedua korban meninggal Muhammad Hanafi dan Galang Pradana bersama seorang rekannya Muamar Hidayah (15), sama-sama asal Kabupaten Asahan, berencana pergi liburan ke kota turis Parapat, Kabupaten Simalungun.
Muhammad Hanafi dan Galang Pradana berboncengan mengendarai sepeda motor Honda Vario warna hitam. Sementara rekannya, Muamar Hidayah seorang diri mengendarai sepeda motor Honda Verza warna putih. Mereka melaju beriringan.
Baca: Fenomena Geng Motor Merambah ke Siantar, Nekat Bawa Sajam, Ujungnya Tawuran, Kreak!
Baca: Malam Minggu Kelabu di Siantar, Pemuda Asal Sinaksak Kritis Dikeroyok Geng Motor
Nahas terjadi saat korban melintas di Jalan Bah Kora II Atas, Kelurahan Marimbun, Kecamatan Siantar Marimbun, Kota Pematangsiantar, Minggu (26/05/2024), subuh sekira pukul 04.00 WIB. Mereka berpapasan dengan rombongan pelaku.
Sempat Saling Berbalas Klakson
Sempat Saling Berbalas Klakson
Saat itu, korban Muhammad Hanafi dan Galang Pradana yang mengendarai sepeda motor Honda Vario membunyikan klakson, sebagai isyarat pamit melintas. Lalu, dibalas bunyi klakson oleh para pelaku.
Setelah saling berbalas bunyi klakson, rombongan pelaku ternyata berbalik arah dan mengejar korban.
Saksi korban Muamar Hidayah sempat menoleh ke belakang dan melihat rombongan para pelaku beriringan dengan dua rekannya. Bahkan, dua rekannya itu masih sempat berinteraksi dengan para pelaku.
Tetapi kemudian situasi berubah saat seorang dari pelaku menendang sepeda motor rekan korban hingga Muhammad Hanafi dan Galang Pradana jatuh terpental ke dalam kali (sungai). Melihat itu, Muamar Hidayah langsung memacu sepeda motor Honda Verza miliknya.
Pagi hari setelah matahari terbit, Muamar Hidayah kembali ke lokasi dan mengetahui dua rekannya Muhammad Hanafi dan Galang Pradana ditemukan tidak bernyawa di aliran sungai Bah Kora.
Dibantu warga setempat, polisi mengevakuasi kedua korban ke Ruang Instalasi Jenazah RSUD dr Djasamen Saragih. Tetapi untuk kepentingan otopsi, jenazah Muhammad Hanafi dan Galang Pradana dibawa ke RS Bhayangkara Kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara.
Sebagai informasi, dua korban meninggal tersebut merupakan warga Dusun II Tanjung Gunung, Desa Buntu Pane, Kecamatan Buntu Pane, Kabupaten Asahan.
Menurut Sarjono, orangtua Muamar Hidayah, korban selamat mengungkapkan, mereka berangkat dari Buntu Pane pada Sabtu (25/5/2024), malam sekira pukul 20.00 WIB. Saat itu, istri Sarjono sempat melarang anak mereka Muamar Hidayah agar tidak berangkat ke Parapat.
Baca: Rencana ke Parapat, Ketemu Geng Motor di Siantar, Dua Remaja asal Asahan Ditemukan Tewas
Baca: Belasan Remaja Bersajam Diringkus dari Tiga Lokasi di Siantar
Tetapi, akhirnya diberi izin ketika diberitahu, berangkatnya ramai-ramai.
“Tapi, beginilah jadinya,” ujar Sarjono, saat ditemui di Ruang Instalasi Jenazah RSUD dr Djasamen Saragih.