Intervensi Susanti: Tidak Boleh Lengah, Cegah Stunting Demi Meraih Bonus Demografi
- Senin, 10 Jun 2024 - 20:54 WIB
- dibaca 31 kali
SIANTAR, BENTENGSIANTAR.com– Wali Kota Pematangsiantar, Susanti Dewayani mencanangkan Intervensi Serentak Cegah Stunting. Pencanangan Intervensi Serentak Cegah Stunting Kota Pematangsiantar berlangsung di Posyandu A/1/03 Jalan Bah Lias Kelurahan Sigulang-gulang, Kecamatan Sianțar Utara, Senin (10/06/2024) pagi.
Susanti dalam arahan dan bimbingannya menyampaikan, angka prevalensi Stunting di Kota Pematangsiantar tahun 2023 yakni 7,7 persen. Artinya, dari 100 anak ada 7-8 orang yang mengalami stunting. Sedangkan, angka prevalensi stunting Provinsi Sumatera Utara (Sumur) 18,9 persen dan angka stunting nasional 21,5 persen. Dia berharap angka stunting di Kota Pematangsiantar bisa terus menurun.
“Dengan angka stunting lebih baik dibandingkan angka tingkat provinsi dan nasional, kita tetap tidak boleh lengah. Mengingat Pematangsiantar merupakan kota strategis dinamika penduduk bisa naik turun, termasuk angka stunting. Sehingga, perlu kewaspadaan dan perhatian,” kata Susanti.
Menurut Susanti, stunting merupakan kondisi tinggi badan anak tidak sesuai usia. Bisa saja sekarang masih lincah dan sehat, namun di kemudian hari bisa kurang cerdas.
“Ini yang ditakutkan, akademis tertinggal dan sering sakit. Dampaknya tidak sekarang, tapi ke depan. Jika tidak diambil tindakan sekarang, kita tidak akan dapat mendapatkan bonus demografi secara positif,” tandasnya.
Pada kesempatan itu, Susanti mengucapkan terima kasih kepada Kader Posyandu yang telah mendapatkan pelatihan beberapa waktu lalu.
“Ikut pelatihan, bertambah-tambah ilmu untuk masyarakat. Jika kita bermanfaat bagi orang lain, kita akan tambah bahagia, karena hidup harus bermanfaat bagi orang lain,” terangnya.
Baca: Terkuak, Motif Penembakan di Warung Kopi Tiga Runggu, Target Bukan Pendi..
Baca: Angka Stunting di Siantar 7,7 Persen, Sebelumnya 14,3 Persen
Untuk mempercepat penurunan angka stunting, lanjut Susanti, harus dilakukan perbaikan seluruh aspek. Seperti kondisi ekonomi orangtua, akses kesehatan, dan juga penerimaan bantuan sosial (bansos).
“Jika semua bersinergi, berkoordinasi, dan bekerja sama, termasuk OPD terkait, kita bisa bersemangat mengentaskan stunting. Sehingga, kehidupan masyarakat akan lebih baik,” tandas Susanti.