Abang Kandung Golfrid Siregar Tiba-tiba Terdiam Lalu Menangis Sesenggukan
- Selasa, 8 Okt 2019 - 22:54 WIB
- dibaca 734 kali
SIMALUNGUN. BENTENGSIANTAR.com– Rahman Siregar semula tegar atas kematian Golfrid Siregar, adik bungsunya. Namun, dia tak kuasa menahan air mata dan menangis sesenggukan saat hendak menyampaikan harapannya agar polisi segera mengungkap penyebab kematian adiknya.
“Kita minta pihak berwajib mengusut tuntas penyebab kematian adik saya, Golfrid Siregar,” ujar Rahman Siregar kepada sejumlah media, di sela-sela acara pemberangkatan terakhir jenazah Golfrid Siregar di rumah duka, Jalan Sionggang, Huta Palia Naopat Gereja, Nagori Palia Naopat, Kecamatan Dolok Panribuan, Simalungun, Selasa (8/10/2019).
Permintaan Rahman Siregar bukan tanpa alasan mengingat adanya kejanggalan dalam kematian aktivis lingkungan dan advokat Walhi Sumut tersebut. Ia menduga kematian adiknya Golfrid Siregar tidak murni akibat kecelakaan lalu lintas (laka lantas).
“Itu aja,” kata Rahman singkat dan ia kembali menangis sesenggukan.
Kerabat yang ikut mendampingi Rahman Siregar berusaha menenangkan. Namun, Rahman Siregar tetap tak sanggup melanjutkan pembicaraan.
Pria yang selama ini menetap di Batam itu baru berhenti menangis setelah abang sepupunya Efendi Siregar mengambil alih wawancara dengan sejumlah media. Efendi mengungkapkan bahwa kecurigaan keluarga bermula ketika melihat dan mendengar penjelasan medis tentang kondisi tubuh korban. Sebagaimana pemeriksaan medis di RSUP Haji Adam Malik, mendiang Golfrid Siregar mengalami luka serius di bagian kepala yang menyebabkan tempurung kepala hancur.
“Jadi, kalau kecelakaan biasa kenapa helmnya tidak ikut hancur? Kalau dibilang begal? Sepedamotornya ada,” kata Efendi.
Baca: Kematian Golfrid Siregar, Aktivis Lingkungan Asal Simalungun Menyisakan Kejanggalan
Baca: Selamat Jalan Golfrid Siregar, Tenanglah Kau di Surga
Sehingga kata Efendi, untuk membantu polisi dalam mengungkap penyebab kematian korban, pihaknya melalui kuasa hukum dari Peradi (Persatuan Advokasi Indonesia) Sumatera Utara, meminta supaya dilakukan autopsi terhadap jenazah korban. Disamping itu, ia yakin Polda Sumut bisa mengungkap penyebab kematian adiknya tersebut.
“Polda Sumut jika bersungguh-sungguh, maka tidak sulit mengungkap penyebab kematian adik kami. Rekaman CCTV kan ada. Siapa yang antar ke rumah sakit, bisa dilihat dalam rekaman CCTV. Di lokasi juga ada CCTV, sehingga bisa dilihat siapa orang terakhir bertemu dengan adik kami,” pungkasnya.
Baca: Masyarakat Sihaporas Mohon Perlindungan ke Konferensi Waligereja Indonesia
Baca: WALHI Menolak Proyek PLTA Batangtoru NSHE
Ketika ditanya apakah mereka tahu korban bertemu dengan siapa sebelum akhirnya ditemukan tidak sadarkan diri di fly over Fly Over Jamin Ginting.
“Sehabis kejadian, baru hari Jumat kita tahu,” ujar Efendi.
Selama ini, kata Efendi Siregar, antara dia dan korban jarang sekali komunikasi. Termasuk urusan pekerjaan, Golfrid Siregar jarang sekali mendiskusikannya dengan keluarga.
“Jadi, sama sekali tidak ada curhat. Kami jarang komunikasi,” katanya.