SIANTAR, BENTENGSIANTAR.com– Rinaldi, orang Rambung Merah, Kecamatan Siantar, menanggapi keterangan Bupati Simalungun Jopinus Ramli Saragih yang menyebut almarhumah (alm) istrinya Sriwati positif corona atau covid-19. Menurut Rinaldi, JR Saragih tidak memiliki bukti rekam medis dari pihak terkait sebelum menyatakan almarhumah istrinya positif corona.
“Saya atas nama keluarga menyatakan keberatan kepada Bupati Simalungun JR Saragih yang telah menyebarkan berita bohong atau hoax melalui media cetak, online, televisi yang menyatakan almarhumah positive Covid-19,” kata Rinaldi, melalui rekaman video yang diperoleh BENTENG SIANTAR, Sabtu (11/4/2020).
Dampaknya, kata Rinaldi, mereka dirugikan baik secara material maupun immaterial dan telah menimbulkan keresahan di tengah-tengah masyarakat Rambung Merah.
Untuk itu, Rinaldi meminta Bupati Simalungun JR Saragih dalam tempo 3 kali dalam 24 jam segera membuat pernyataan ataupun klarifikasi bahwa berita yang menyebutkan almarhumah istrinya positive covid-19 adalah tidak benar, melalui media cetak, online, dan televisi.
Baca: 10 Orang Positif Corona di Simalungun, 8 Dirawat di RSUD Perdagangan, 2 di Rondahaim
Ia mengatakan, klarifikasi berita yang menyebutkan almarhumah istrinya positive covid-19 bertujuan untuk membersihkan nama baik keluarga besar dan masyarakat Rambung Merah.
“Apabila dalam tempo 3 kali dalam 24 jam permohonan kami tidak melaksanakan, maka kami akan melaporkan ke penegak hukum karena telah menyebarkan informasi tidak benar,” pungkas Rinaldi, didampingi ibu dan seorang karyawannya.
Dalam kesempatan itu, Rinaldi juga membantah kalau ibu dan salah seorang karyawannya positif corona.
“Selama ini sudah diberitakan juga ibu dan karyawan saya positif covid-19. Saya klarifikasi, itu tidak benar,” tegasnya.
Berita sebelumnya, JR Saragih mengatakan, rapid test dilakukan terhadap orang Rambung Merah setelah satu warga di sana meninggal dunia.
“Orang Rambung Merah yang meninggal itu dirawat di RS Vita Insani. Masuk jam 2 malam, meninggal jam 2.45. Setelah itu, kita lakukan rapid test, orangtuanya (pasien meninggal) positif (corona). Ada tiga yang positif di sana,” kata JR kepada wartawan, Senin (6/4/2020) malam.
Sementara itu, Humas Rumah Sakit Vita Insani (RSVI) Kota Pematangsiantar Trisno Munthe menjelaskan, saat pasien asal Rambung Merah masuk IGD, seluruh tim medis sudah mengenakan alat pelindung diri (APD).
“Awal masuk, pasien bukan pasien rujukan, tapi emergency,” katanya.
Baca: Mangatas Silalahi: Beri Bantuan Uang Tunai Agar Orang Benar-benar di Rumah
Masih kata Trisno, menurut informasi keluarga, kronologis sebelum pasien masuk rumah sakit, pada siang harinya sempat mengonsumsi rujak, lalu pada malam harinya tiba-tiba sesak berat.
“Karena ini situasi pandemi, sesuai standar prosedur operasional (SOP) rumah sakit, perawat IGD sudah dilengkapi APD. Jadi, saat pasien ini masuk, perawat kita sudah menggunakan APD,” kata Trisno.
Lebih lanjut Trisno, setelah mendapat tindakan medis, hasil diagnosa dokter IGD terhadap pasien ditemukan sesak nafas berat, susah menelan, dan batuk.
“Berdasarkan diagnosa dokter, hampir mengarah pada suspect covid tanpa gejala indikasi awal. Sehingga dapat diinformasikan bahwa pasien meninggal dengan diagnosa reaktif suspect PDP corona,” ujar Trisno.