Benteng Siantar

Penebangan Kelapa Sawit oleh Rekanan PTPN IV Makan Korban, Paulus Sinaga Meninggal Dunia

Paulus Sinaga, pria lansia yang meninggal dunia usai tertimpa pohon kelapa sawit, Senin (27/7/2020).

SIMALUNGUN, BENTENGSIANTAR.com – Penebangan pohon kelapa sawit yang dilakukan rekanan PTPN IV makan korban. Paulus Sinaga, seorang pancari lidi, meninggal setelah tertimpa pohon tersebut.

Insiden itu terjadi di Blok 97 AU, Afdeling III Kebun Balimbingan PTPN IV, Senin (27/7/2020) siang. Sebelum kejadian, Paulus sedang berada di kawasan tersebut. Begitu juga dengan rekanan PTPN IV yang tengah menebang pohon kelapa sawit.

BACA: Hujan Disertai Angin Kencang, Pohon Sawit Tumbang Timpa Bocah Pengembala Lembu

Setelah tertimpa pohon, pria lanjut usia (lansia) berusia 70 tahun itu sempat dilarikan ke RSU Balimbingan, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun. Namun sayang, nyawanya sudah tak tertolong lagi.

Kanit Humas Polsek Tanah Jawa Ipda Laidin Manik membenarkan kejadian itu. Kata dia, saat itu pria lansia asal Dusun Kampung Glugur, Nagori Tangga Batu, Kecamatan Hatonduhan, Simalungun itu sedang mencari lidi bersama istrinya dan rekanan PTPN IV menebang pohon menggunakan eskavator.

“Pohon itu menimpa korban. Sebenarnya, korban juga mengalami kekurangan pendengaran (tuli),” kata Laidin.

Laidin mengungkapkan, operator eskavator tersebut bernama Maulana (28), warga Desa Bendo, Kecamatan Ujung Padang, Simalungun. Dan, terhadap Maulana, tetap dilakukan proses hukum.

“Dia (Maulana) kita kenakan pasal kelalaian yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia. Ancaman hukumannya minimal 1 tahun penjara,” jelas Laidin.

Laidin melanjutkan, Maulana pun sudah beritikad baik terhadap keluarga korban, yakni memberikan tali asih. Oleh karena itu, pihak kepolisian tidak melakukan penahanan terhadap Maulana.

BACA: Tiga Pegawai PDAM Tirta Lihou Tertimpa Truk di Jembatan Sisera-sera, Satu Tewas

Laidin menambahkan, hingga kini, keluarga korban belum membuat laporan pengaduan kejadian itu ke polisi.

“Istrinya juga menandatangani penolakan autopsi. Mungkin karena (istrinya) melihat sendiri peristiwa ini,” pungkas Laidin.