SIANTAR, BENTENGSIANTAR.com– Perbaikan drainase jalan ruas Kerasaan-Perdagangan, tepatnya di Nagori Marihat Bandar, Kecamatan Bandar, Simalungun, dinilai hanya asal-asalan. Kondisi bangunan rapuh, sehingga bisa dicongkel hanya dengan menggunakan jari tangan.
Dengan melihat kondisi fisik bangunan tersebut, Erna salahseorang warga setempat menduga jika campuran semen dan pasir pada proyek drainase tersebut tidak seimbang.
“Lihatlah, bisa dicongkel pakai jari tangan. Padahal, ini baru dua minggu,” kata Erna, ketika salahseorang pengguna jalan menguji perkataan Erna soal kualitas drainase tersebut ke BENTENG SIANTAR, saat ditemui di lokasi proyek, Kamis (13/8/2020) siang.
Selain meragukan kualitas bangunan, masih kata Erna, mereka juga masih dihantui rasa khawatir akan terjadi genangan air di halaman rumah mereka. Kekhawatiran itu mengingat volume parit pasangan dinilai kurang besar jika dibanding dengan debit air setiap kali hujan di kawasan tersebut.
“Belakangan ini volume air semakin besar setiap kali hujan. Sebaliknya, drainase yang baru dibangun ini justru semakin kecil,” kata Erna.
Keluhan lain lanjut Erna, kurangnya kepedulian pelaksana proyek terhadap kondisi lingkungan. Dia mengatakan, selama proses pengerjaan drainase jalan ruas Kerasaan-Perdagangan, arus lalu lintas macet dan sepanjang jalan berdebu.
“Tapi sekalipun kami lihat mereka tidak pernah melakukan penyiraman,” keluh Erna.
Warga lain bermarga Nainggolan juga mempertanyakan keberadaan proyek drainase tersebut apakah masih satu paket dengan proyek pemeliharaan berkala jalan provinsi ruas Kerasaan-Perdagangan. Pertanyaan itu muncul karena proyek drainase sama sekali tidak dicantumkan pada plang proyek yang dipajang di lokasi kegiatan.
“Sehingga patut dipertanyakan, ini proyek resmi atau bukan. Saya lihat ini sarat korupsi,” kata Nainggolan ketus.
Baca: Proyek Bermasalah UPT Bina Marga Siantar: dari Pembangunan Jalan hingga Jembatan
Menanggapi kondisi bangunan drainase rapuh, pengawas proyek bermarga Simanjuntak berdalih jika hal itu diakibatkan curah hujan tinggi sejak seminggu belakangan.
“Jadi, bukan karena campuran semen dan pasir yang tidak seimbang,” kata Simanjuntak.
Dia juga menjelaskan bahwa pembangunan drainase tersebut merupakan bagian dari proyek pemeliharaan berkala jalan provinsi ruas Kerasaan-Perdagangan.
“Meski tidak tertulis di papan plang, ini masih sepaket dengan pemeliharaan jalan provinsi ruas Kerasaan-Perdagangan,” tukas Simanjuntak.
Baca: MP: Simalungun Ini Bukan Kaleng-kaleng, Sama Gubernur pun Saya Main
Sementara, dari amatan BENTENG SIANTAR di lokasi, dalam papan plang tertulis ‘proyek pemeliharaan berkala jalan provinsi ruas Kerasaan-Perdagangan, nomor kontrak: 602/UPTJJS-DBMK/KPA/616/VI/2020 tanggal 19 Juni 2020.
Harga kontrak proyek yang berada di bawah Unit Pelaksana Teknis Jalan dan Jembatan Pematangsiantar itu sebesar Rp5.740.000.000, dengan waktu pelaksanaan 120 hari kerja. Sementara, penyedia CV Harapan Indah.