Pengabdian Oknum Guru SD asal Medan Berbuah Petaka di Bosar Maligas, jadi Korban Pelecehan Seksual
- Selasa, 18 Feb 2025 - 18:48 WIB
- dibaca 63 kali

BOSAR MALIGAS, BENTENGSIANTAR.com– Sama seperti orang kebanyakan, dara manis asal Kota Medan berinisial S (26) merasa sangat senang sekali lulus seleksi dan menjadi Guru ASN PPPK (Aparatur Sipil Negeri Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) pada Tahun 2024 lalu.
Lalu, dia mendapat penugasan pertama sebagai seorang Guru Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun, terhitung mulai September 2024. Demi tugas pengabdian, perempuan 26 tahun itu pun rela meninggalkan keluarga di Medan dan menetap di Bosar Maligas.
Kebetulan, dia masih berstatus single (belum menikah). Lalu, dia mengontrak rumah sederhana dan tinggal seorang diri.
Semua itu dia lakukan semata-mata demi tugas mulia; mencerdaskan anak, membimbing, dan membentuk karakter akhlakul karimah pada anak-anak bangsa di Kabupaten Simalungun.
Melihat perjuangan Guru SD berinisial S ini, publik lazim bersimpatik. Terkhusus masyarakat Simalungun yang tinggal di Bosar Maligas.
Akan tetapi tidak bagi ASP (43) dan SS (43), keduanya warga Bosar Maligas. Alih-alih bersimpatik, justru sebaliknya. Kondisi Guru SD berinisial S yang tinggal seorang diri malah dijadikan peluang melancarkan hasrat seksual.
Pada Minggu (16/2/2025), dini hari sekitar pukul 01.30 WIB, kedua pria bejat ini mengendap-ngendap masuk ke rumah korban. Mereka masuk ke kamar tidur korban. Dalam kondisi kamar yang gelap, keduanya berusaha melakukan pelecehan seksual terhadap korban.

Petugas melakukan olah TKP kasus kekerasan seksual dialami Guru SD berinisial S di Bosar Maligas, Simalungun.
Baca: Nikmat Sesaat Berujung Bui, Pria 40 Tahun Ditangkap Akibat Gauli Gadis di Bawah Umur
Namun korban, begitu menyadari nyawanya terancam, dengan sekuat tenaga berusaha melawan. Kedua pria bejat itu berusaha membekap mulut korban. Leher korban dicekik, mulut disumpal kain.
Akan tetapi korban tidak menyerah, hingga akhirnya dua pria bejat itu melarikan diri.