Kontroversi Rencana Perayaan Hari Kemerdekaan di Taman Beo Siantar, Lurah Menolak

Share this:
FERRY SIHOMBING-BMG
Taman Beo di Jalan Sisingamangaraja, Kelurahan Setia Negara, Siantar Sitalasari. Foto ini dijepret Kamis (8/8/2019).

SIANTAR, BENTENGSIANTAR.com– Lurah Setia Negara Irfan tidak memberikan izin pelaksanaan Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 Kemerdekaan Repebulik Indonesia, di Taman Beo, Jalan Sisingamangaraja, Siantar Sitalasari. Padahal, masyarakat yang berdomisili di RT 3 da 4 kelurahan tersebut menginginkan perayaan digelar di taman itu.

Irfan beralasan, perayaan hari kemerdekaan di taman itu bisa saja merusak fasilitas yang ada di sana. “Itu kan fasilitas umum. Kalau itu rusak, siapa yang bertanggungjawab?” kata Irfan, saat ditemui BENTENG SIANTAR, di kantornya, Jalan Lapangan Tembak, Siantar Sitalasari, Kamis (8/8/2019).

Irfan mengaku, panitia perayaan hari kemerdekaan sudah mendatanginya untuk meminta izin di Taman Beo.

“Aku bukan nggak mendukung. Aku hanya tidak memberi izin lokasi. Banyak fasilitas di taman itu. Kalau perayaan kan, pasti ramai. Nggak ada yang menjamin kalau itu nggak akan rusak,” katanya.

Irfan juga sudah memberikan solusi soal lokasi perayaan. Salah satunya di kawasan SMP Negeri 10 Siantar.

“Aku juga sampaikan kalau pekarangan rumah warga yang lumayan luas bisa digunakan. Tapi mereka ngotot harus di Taman Beo,” ujar Irfan.

Irfan, Lurah Setia Negara.

Irfan menambahkan, sebelum dibangun, masyarakat memang sering menggunakan Taman Beo untuk lokasi perayaan hari kemerdekaan.

“Tapi ini kan Taman Beo sudah berubah. Banyak fasilitas di sana,” katanya.

BacaSuci Izdihar Hulwa, Paskibraka Siantar Menuju Istana Negara

BacaDua Pasangan ‘Kekasih’ Ditangkap di Eva Residence, Barang Bukti 25,23 Gram Sabu

Sementara itu, salah satu panitia Modek Harahap kecewa dengan sikap Irfan. Kata Modek, Irfan sama sekali tidak memperlihatkan sikap mendukung perayaan itu.

“Seharusnya, lurah itu mendukung, bukan menjadi penghambat jalannya perayaan yang sudah kami susun rapi,” ujar Modek.

Modek menerangkan, selama ini, dirinya juga turut menjaga keindahan Taman Beo.

“Sudah puluhan tahun saya tinggal di sini. Ketepatan rumah saya di depan Taman Beo. Jangankan menginjak bunga, kendaraan roda dua masuk aja, aku larang. Berarti kami warga di sini juga turut menjaga Taman Beo,” ujarnya.

BacaAir Mata Penyesalan Bunda Rizky, karena Narkoba Terancam Lebaran di Penjara

BacaTertangkap Karena Pegang Sabu di Kios Jalan Sisingamangaraja

Modek menambahkan, seharusnya lurah bisa melayani warga dengan baik.

“Kalau nggak sanggup melayani warga, nggak usah jadi lurah. Mundur saja. Atau perlu kami, warga Setia Negara, ramai-ramai mendemo lurah agar mundur,” tegasnya.

Share this: