Danau Toba, Danau Prioritas Nasional di Ambang Kritis

Share this:
BMG
Pantai Parapat Danau Toba tampak kotor. Foto ini diabadikan beberapa waktu lalu.

Di tengah Pandemi Covid-19 ini, Danau Toba sebaiknya dilakukan pembenahan infrastruktur, mulai pembangunan jalan, pemipaan air, dan termasuk sumber pencemar Danau Toba juga harus ditangani. Misalnya, dilakukan pengaturan Keramba Jaring Apung dimana dilakukan pengurangan budidaya dengan menggunakan pakan tersebut 50 % pada setiap perusahaan, seperti PT Aqua Farm dan PT Suritani Pemuka.

Kemudian, penataan ruang KJA perlu juga dilakukan dengan sistem zonasi, sehingga KJA tidak menumpuk pada suatu lokasi. Lokasi KJA juga agar diperbanyak di tengah danau (kedalaman maksimal) dan mengurangi di daerah pesisir. Lokasi KJA di tengah danau (kedalaman maksimal) akan mengurangi dampak pencemaran dari feses ikan, karena feses ikan akan terakumulasi di dasar danau yang relatif sangat dalam dan sulit terbawa kembali ke permukaan.

Selain itu, pemerintah perlu membuat peraturan kepada pemilik KJA agar menerapkan zero waste. Setiap KJA Danau Toba diwajibkan memasang net (jaring) untuk menampung feses ikan, sehingga feses ikan tidak terakumulasi ke dasar perairan. Kemudian tidak membuang langsung limbah yang berasal dari perumahan, perhotelan, dan perkapalan ke dalam air Danau Toba.

Dibutuhkan peran pemerintah dan masyarakat baik, dalam maupun luar agar harus saling bekerjasama dalam menjaga dan merawat Danau Toba ini.

BacaAndaliman, Merica Batak yang Menggetarkan Lidah

Memang sangat sulit untuk merubah perilaku kita, karena sudah menjadi kebiasaan. Namun dengan melakukan hal kecil, seperti membuang sampah pada tempatnya dan memanilisir penggunaan plastik dapat membantu perubahan lingkungan Danau Toba menjadi lebih baik.

Maka, edukasi sejak dini juga sangat penting untuk pengetahuan tentang lingkungan yang sehat. Peningkatan kualitas Air Danau Toba sangat dipentingkan agar terwujudnya prioritas nasional yang sehat dan bersih.

Share this: