Simulasi di 2′ De Point Cafe Resto Siantar: Api Kecil Kawan, Besar jadi Lawan
- Senin, 9 Mar 2020 - 14:41 WIB
- dibaca 171 kali
SIANTAR, BENTENGSIANTAR.com– 2′ De Point Cafe Resto Kota Pematangsiantar menggelar simulasi pemadaman api saat kebakaran, Senin (9/3/2020) pagi. Kegiatan yang digelar di kawasan kafe, Jalan Farel Pasaribu, Kelurahan Suka Makmur, Siantar Marihat, itu dihadiri sejumlah pihak, seperti pelajar, pegawai kelurahan, puskesmas, rumah sakit dan warga sekitar. Petugas Pemadaman Kebakaran (Damkar) Kota Pematangsiantar pun memberitahu cara memadamkan api kecil dengan menggunakan racun api dan goni.
Manajer 2′ De Point Cafe Resto Natalis Pardamean Tamba menjelaskan, simulasi digelar bertujuan untuk menyiapkan karyawan kafe yang punya kapasitas dan keberanian untuk memadamkan atau menanggulangi api.
“Sebenarnya, simulasi ini sudah kita rencanakan sejak tahun 2019. Tapi, kafe ini kan baru buka 7 bulan. Diresmikan pada 17 Agustus 2019 lalu. Jadi, masih proses pengenalan. Kita ingin orang-orang yang datang itu nyaman datang. Kita masih belajar membuat yang terbaik,” kata Natalis.
Selain itu, sambung Natalis, dengan simulasi itu, pihaknya bisa siap mengatasi ketika ada ancaman kebakaran. Pelatihan ini untuk mengetahui cara-cara yang benar menangani kebarakan.
“Pekerjaan kami kan berhubungan dengan api, pagi sampai malam. Kalau api kecil itu jadi kawan, api besar jadi lawan,” kata Natalis.
Natalis menuturkan, saat ini, pihaknya sudah memiliki tiga racun api di kafe tersebut.
“Kami koordinasi ke pemadam kebakaran. Jadi, penyediaan racun api itu sesuai luas kafenya. Kalau kafe ini kan luasnya 200 meter persegi. Tiga racun api sudah cukup,” ucapnya.
Baca: Vika, Tersangka Kasus Kebakaran Belasan Kios di Siantar Itu Ternyata Positif Narkoba
Natalis menambahkan, dengan mengundang sejumlah pihak, pihaknya ingin agar sekolah, kelurahan, puskesmas, rumah sakit dan warga sekitar mengetahui cara pemadaman api
“Kafe ini juga kan terletak di permukiman masyarakat, sekolah, puskesmas dan rumah sakit. Ini perlu diketahui banyak orang. Jadi, kami memanggil untuk belajar bersama. Kami tidak semata-mata mencari keuntungan di sini,” ujarnya.