Siapa Sebetulnya Rudolf V Saragih? Berikut Biografinya..

Share this:
BMG
Rudolf Valentino Saragih.

Karier

Rudolf berkarier secara konsisten di Bank Tabungan Negara (BTN). Diawali dari bawah dengan mengikuti job training pada tahun 1996-1997.

Sesudah itu menjadi Staf Asisten Branch Manager atau Wakil Kepala Cabang di Purwokerto tahun 2005-2007, dan Project Manager Implementasi di Pusat sejak tahun 2008-2012.

BacaSukses di Rantau, Perwira Polisi Desa Beganding Karo Gelar Aksi Peduli Kuta Kemulihen

BacaDi Langkat Pencari Kerja Lulusan SMA Cukup Tinggi

Menjabat sebagai Wakil Kepala Cabang di Kuningan, Jakarta Selatan sejak tahun 2012-2015, Kepala Cabang di Kebon Jeruk, Jakarta pada tahun 2104-2016, dan Kepala Cabang di Tangerang tahun 2016-2017.

Kemudian, Kepala Divisi Credit Operation sejak tahun 2017-2019, Kepala Divisi Keuangan dan Akuntansi sejak tahun 2019-2022, dan tahun 2023 memasuki masa pensiun.

Keluarga

Rudolf lahir di Kota Medan pada 10 April 1967. Dia merupakan anak kedua dari empat bersaudara.

Istri Rudolf adalah seorang dokter, bernama Margaretha MS Sembiring Meliala, dan dikaruniai seorang putri yang cerdas bernama Beatrix Theodor Valentia Saragih.

Beatrix merupakan lulusan Fakultas Teknik Kimia Universitas Indonesia (UI) dan Double Degree dari Monash University Melbourne, Australia, serta kini bekerja di perusahaan asing.

Ayah Rudolf bernama St Djabudin Saragih Simarmata (alm) berasal dari Haranggaol, Kabupaten Simalungun, dan ibunya bernama Korbina Lidya br Girsang (alm) dari Saribudolok, Kabupaten Simalungun.

Bagi Rudolf, keluarga adalah yang paling berharga. Sesibuk apapun sebagai bankir dan istri seorang dokter, untuk makan malam bersama tidak pernah dilewatkan.

Saat Beatrix melanjutkan kuliah di Monash University, Melbourne, Australia, mengambil jurusan chemical engineering, Rudolf kian aktif melakukan kegiatan sosial.

Rudolf bersama istri dan anak, juga rajin berdoa bersama pada malam hari, termasuk lewat virtual mengingat Beatrix berada di Australia.

Rudolf memiliki pribadi yang peduli pada sesama.

Banyak membantu pembangunan rumah ibadah, membantu sejumlah pendeta melanjutkan pendidikan S2, membantu staf hingga teman dan keluarganya ibadah umroh dan naik haji, hingga membantu anak-anak keluarga kurang mampu melanjutkan pendidikan S1.

Rudolf yang kini masih aktif sebagai prodiakon di salah satu gereja di Jakarta Barat, punya moto ‘Bekerja dengan Melayani’.

“Apa yang diberikan tangan kanan, tidak boleh diketahui tangan kiri dan sebaliknya.

BacaBupati Radiapoh Ajak Perantauan Sukses asal Simalungun Bantu Masyarakat

BacaDitemui Kapolres, Dapat Bansos, Tuah Tambunan: Jarang Ada Pejabat Peduli ke Penyandang Tuli

Namun, ketika berdoa kedua telapak tangan mesti bersatu untuk mengucapkan terima kasih kepada Tuhan, atas rezeki yang diberiNya”.

Halaman Selanjutnya >>>

Melayani Masyarakat Luas

Halaman Sebelumnya <<<

Share this: