SIANTAR, BENTENGSIANTAR.com– Pohon terang setinggi 33 meter hingga kini masih berdiri tegak di Jalan Gereja, persisnya di areal Kantor Biro Zending HKBP, Kecamatan Siantar Selatan, Kota Pematangsiantar. Tapi sayang, sejak diresmikan Menteri Agama Tarmizi Thaher pada tahun 1997 silam, tak ada perubahan signifikan pada pohon terang yang menjadi ikon Siantar itu.
Sebagai pohon terang tertinggi, Pemerintah Kota (Pemko) Siantar seharusnya bisa memanfaatkannya untuk mendatangkan wisatawan lokal maupun mancanegara.
“Pohon terang itu yang dapat kita banggakan, bisa kita ‘jual’. Itu yang tak dimiliki daerah lain, bukan hanya di Indonesia, tapi di Asia Tenggara,” kata Bona Pakpahan, warga Siantar, saat berbincang dengan BENTENG SIANTAR (siantar.bentengtimes.com), Selasa (4/12/2018).
(Baca: Walikota Lantik Panitia: Ayo Sukseskan Natal Oikumene di Siantar!)
(Baca: Help Potrait Siantar: Kita Sama di Hadapan Tuhan, Cinta Adalah Berbagi)
Pohon terang itu diresmikan ketika Abu Hanifah menjabat Walikota Siantar. Dan, ketika Marim Purba menjadi Walikota Siantar, Bona pernah memperindah pohon terang itu.
“Saya pasang lampunya. Saya buat kelap-kelip,” ujarnya.
Menurut pria berusia 50 tahun ini, meski berdiri di lahan HKBP, pohon terang itu tak hanya milik umat Kristiani, melaiankan milik seluruh umat terutama di Kota Pematangsiantar.
Sebagai contoh, sambung Bona, ketika perayaan natal, pohon terang itu bisa dihias dengan kata-kata selamat natal. Begitu juga ketika Idul Fitri. Lambang di puncak pohon terang itu juga dapat dihias dengan ornamen khas perayaan hari besar agama tertentu.
“Kalau natal, dihias dengan ornamen natal. Kalau Idul Fitri, dihias dengan ornamen Idul Fitri. Jadi itu milik semua umat. Kegiatan-kegiatan keagamaan juga bisa dilakukan di sana,” ujar bapak dua anak ini.
Dengan ketinggian mencapai 33 meter, kata Bona, masyarakat yang datang dari arah mana pun bisa melihat keindahan pohon terang itu apabila dihias dengan indah.
“Contoh lainnya, di puncak pohon terang itu bisa dihias dengan lampu bertuliskan selamat datang di Siantar dan dikelilingi ornamen seluruh agama yang ada. Jadi, ketika masuk Siantar, orang bisa lihat itu,” ujarnya.
(Baca: Begini Tanggapan Ihutan Bolon Damanik Atas Tuntutan Pemindahan Tugu Sangnaualuh)
(Baca: Begini Kekaguman Juri Philipina kepada Inggou Victory)
Bona menuturkan, apabila punya kesempatan nantinya, ia akan memperbaiki pohon terang itu sehingga bisa menjadi ikon Kota Siantar yang bisa dibanggakan.
“Sekarang, kita lihatlah bagaimana kondisinya, seperti hanya besi saja. Lampunya kadang tidak hidup,” ujar warga yang menetap di Jalan Kasuari, Kecamatan Siantar Barat ini.
Bona pun sangat mengharapkan niat dan kemauan seluruh pihak untuk memperindah pohon terang tersebut, sehingga layak menjadi ikon Kota Siantar.