Benteng Siantar

Kekecewaan Pasien ke Oknum Dokter Vita Insani, Pulang Karena Merasa Tak Dilayani

Humas Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Sutrisno Dalimunthe.

SIANTAR, BENTENGSIANTAR.com– Pelayanan oknum dokter di Rumah Sakit Vita Insani (RSVI) Pematangsiantar dikeluhkan keluarga pasien bernama Djadiatey boru Sembiring, warga Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun. Wanita berusia 69 tahun itu akhirnya dibawa pulang oleh keluarganya setelah merasa tidak mendapatkan perawatan medis di rumah sakit tersebut, Sabtu (9/2/2019).

Dua hari sebelumnya, Kamis (7/2/2019), Djadiatey dilarikan ke rumah sakit itu karena menderita patah tulang paha atau dalam istilah medis disebut FR Trochanter Mayor. Saat itu, Djadiatey ditangani oleh dokter spesialis tulang dr Lintong Nainggolan. Ketika diperiksa, dr Lintong menyarankan agar Djadiatey dioperasi.

Namun, dengan asalan kesehatan Djadiatey yang diragukan jika dioperasi, pihak keluarga kemudian menolaknya. Kemudian, pada Kamis, dr Lintong berkunjung ke kamar 362 ruang anggrek rumah sakit itu, tempat dimana Djadiatey dirawat.

Sayangnya, dr Lintong mengecualikan pemeriksaan terhadap Djadiatey. Selain Djadiatey, dr Lintong memeriksa pasien lain yang ada di ruangan tersebut.

Hal itulah yang membuat keluarga Djadiatey merasa tidak dilayani. Keributan pun sempat terjadi di depan ruang IGD rumah sakit itu. Keluarga pasien komplain dengan pelayanan oknum dokter tersebut.

BacaPesan GrabCar dari Suzuya, Tiba di Bandar Betsy, Sopir ‘Digas’, Mobil Dilarikan

Humas RS Vita Insani Sutrisno Dalimunthe membenarkan adanya kejadian itu. Setelah menerima laporan adanya keributan itu, kata Sutrisno, pihaknya langsung mengajak keluarga pasien untuk berbicara.

“Kita komunikasi, kita dengarkan komplainnya. Secara kronologis kita terima,” ujar Sutrisno, kepada BENTENG SIANTAR (siantar.bentengtimes.com), Jumat (15/2/2019).

Sutrisno juga menjelaskan bahwa keluarga pasien menolak operasi karena alasan kesehatan. “Alasannya karena stamina dan penyakit gula pasien,” jelasnya.

Atas kejadian itu, sambung Sutrisno, keluarga pasien meminta pertanggungjawaban dari rumah sakit. Selain itu, keluarga pasien juga ingin bertemu langsung dengan dr Lintong untuk meminta klarifikasi.

“Keluarga ingin jumpa dokter. Di sini kan ada komite medik. Yang berhak menghadirkan dokter itu komite medik melalui musyawarah. Komite medik sekarang sedang di luar kota,” papar Sutrisno.

Sutrisno menegaskan, sebagai pertanggungjawaban rumah sakit, pihaknya sudah melaporkan dr Lintong ke komite medik.

“Ini kan sifatnya profesi (dokter). Dari rumah sakit sudah kita akomodir permintaan keluarga pasien,” pungkasnya.

Saat ditanya tentang pelayanan yang diberikan dr Lintong, Sutrisno belum bisa menjelaskannya karena menyangkut medis.

“Secara etika rumah sakit, memang tidak boleh seperti itu (membiarkan pasien karena tidak mau dioperasi). Tapi kalau secara medis, saya nggak tahu,” terangnya.

BacaViral Kapten Leo Keluar Rumah Sakit Tentara Sambil Bawa Infus, Begini Penjelasannya

Sementara itu, Risk Manager RS Vita Insani dr Harlen Saragih menjelaskan, dalam pelayanan medis, ada Standar Operasional Prosedur (SOP) yang harus dijalankan.

“Biasanya sebelum operasi, kesehatan diperiksa. Kalau ada penyakit gula, gulanya diturunkan. Jadi ini hanya misskomunikasi. Keluarga pasien tersinggung,” jelasnya.

Menurut dr Harlen, ketika pasien tidak mau dioperasi, dokter pun tidak tahu lagi harus berbuat apa.

“Dan sesuai penyakitnya itu, memang harus dioperasi,” katanya.