Selain Semerawut, Ada Jual Beli Lapak di Pasar Dwikora
- Rabu, 26 Feb 2020 - 00:56 WIB
- dibaca 631 kali
SIANTAR, BENTENGSIANTAR.com – Susunan lapak pedagang di Pasar Dwikora, Kelurahan Dwikora, Kecamatan Siantar Utara, dinilai semerawut dan perlu penataan yang serius. Hal ini untuk menjaga kenyamanan dan ketertiban di pasar tradisional tersebut.
Penataan lapak yang kurang baik itu disampaikan Mikael, pemilik grosir di Jalan TB Simatupang. Pengusaha kelontong itu mengeluh atas susunan lapak pedagang, persisnya di depan ruko miliknya.
BACA: Rp2,5 Miliar Dugaan Kerugian Negara Dalam Revitalisasi Pasar Dwikora
Pantauan di lokasi, terdapat dua meja berukuran besar milik pedagang. Kondisi ini membuat sulitnya akses keluar masuk kendaraan roda tiga atau becak untuk bongkar muat yang dilakukan di toko setiap harinya.
“Kita nggak minta mereka digusur. Kita juga tahu mereka berdagang. Tapi, maunya ditata biar kami juga bisa jualan. Masa untuk keluar masuk becak kami saja sulit sekali. Dulu, kami nggak pernah begini,” kata Mikael, Selasa (25/2/2020).
Mikael mengaku, sempat terjadi cekcok antara pedagang sayur mayur yang ada di depan usahanya dengan keluarganya. Bahkan, permasalahan sampai ke kantor polisi. Padahal, menurutnya, apabila pihak terkait serius mengatur lapak dengan rapi, hal itu tak akan terjadi.
“Sempat ribut. Mereka (pedagang) mengaku berhak di sana karena sudah membayar sewa. Tapi, jalan (becak) ke toko kami jadi sulit. Kan nggak boleh gitu. Kami cuma minta kasih lah jalan becak kami biar bisa keluar masuk. Hanya itu aja,” jelasnya.
Masih di lokasi yang sama, salah seorang pedagang berada persis di depan toko kelontong milik Mikael mengaku, ia membayar Rp4,5 juta untuk biaya sewa lapak setiap tahun. Biaya ini diakuinya disetorkan kepada seorang pria bermarga Tambunan.
BACA: Kepala Pasar Dwikora Nonaktif Melawan: Saya Korban Direksi PD PHJ
Ia tak menampik sempat terjadi cekcok dengan pemilik toko. Namun menurutnya, kondisi itu terjadi lantaran pemilik toko meletakkan becak persis di depan dagangannya.
“Tapi setelah itu (cekcok), meja ini sudah kami geser. Lihatlah sudah bergeser meja jualanku ini,” kata pedagang boru Silitonga itu.