Anak Kecil Diperkosa, Dibunuh, Kapolda Sumut Bilang Itu Karena Narkoba
- Sabtu, 14 Mar 2020 - 16:08 WIB
- dibaca 581 kali
SIANTAR, BENTENGSIANTAR.com– Kapolda Sumut Irjen Pol Martuani Sormin mengatakan, narkoba menjadi kejahatan paling darurat. Bahkan, narkoba sudah ditanam di lingkungan masyarakat. Padahal, merebaknya narkoba dapat menimbulkan pembunuhan, pemerkosaan, serta kejahatan lainnya.
“Kemarin, ada anak kecil umur 14 tahun mengutip berondolan sawit, mati dibunuh. Anak kecil di depan orangtuanya diperkosa dan dibunuh di Tanjungbalai. Saya minta kepada anak-anakku sekalian, kamu diskusikan ini di kampus sebagai civitas akademika yang peduli dengan masyarakat,” kata Irjen Pol Martuani Sormin, saat menyampaikan kuliah umum di Aula Universitas HKBP Nommensen (UHN) Pematangsiantar, Jumat (13/3/2020).
Ia menyampaikan, komitmennya menjaga 16 juta penduduk Sumatera Utara. Oleh sebab itu, ia tidak akan pernah berkompromi dengan narkoba. Dia menegaskan, tidak ada tempat bagi pelaku kejahatan di Sumatera Utara. Masyarakat Sumut itu orang baik dan santun. Namun, masyarakat juga jangan berpangku tangan. Seperti pepatah bijak mengatakan; ‘kejahatan tidak akan pernah bisa mengalahkan kebaikan selama orang-orang baik tidak berpangku tangan. Namun, nasihat yang baik tidak cukup dengan kata-kata, melainkan juga dengan cambuk dan rotan’.
“Jadi, bila saudara-saudara mencoba mengganggu Kamtibmas di Sumut, akan berurusan dengan mata pedang saya,” tegas Martuani.
Dia mengungkapkan, belum lama ini ditemukan 2 hektare (ha) ladang ganja di Madina. Lalu pada Selasa lalu, Polda Sumut mengamankan 22 kilogram (kg) sabu, dengan menangkap 6 orang tersangka dan 1 orang meninggal. Saat ini, dari 34.000 narapidana di Sumut, 24.000 adalah pengedar dan pemakai narkoba.
Martuani mengurai permasalahan yang sering terjadi di Sumut, yakni narkotika, kejahatan jalanan, perjudian, ujaran kebencian, dan lalu lintas. Atas permasalahan itu, Martuani mengatakan telah menginstruksikan seluruh anggotanya agar tidak meminta uang dari masyarakat. Sikap itu untuk memperbaiki pelayanan polisi kepada masyarakat.
“Saya datang ke kampus ini untuk memberi motivasi dan semangat kepada mahasiswa Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar, agar jangan pernah menyerah dengan keadaan. Jangan pernah tertunduk dengan kemiskinan dan jangan menyerah walaupun orangtua tidak mampu menyekolahkan,” kata Martuani.
Baca: Di Universitas HKBP Nommensen Siantar, Djarot Bicara Media Sosial, Intoleransi dan Radikalisme
Polisi, kata dia, milik publik. Polisi adalah produk masyarakat. Jika polisi jelek berarti yang menghasilkan juga jelek. Untuk itu, Martuani meminta masyarakat tidak membiarkan dan mau ikut membenahi.
“Saya ingin menitip pesan kepada Rektor dan Dosen UHKBPNP, marilah kita menjadi polisi di kampus kita. Tolong bantu saya, terutama dalam memerangi narkotika,” terangnya.