Kisruh Pembangunan Tembok dan ‘Terminal’ Paradep Taksi di SBC Siantar: Itu Lahan Kami

Share this:
FERRY SIHOMBING-BMG
Irvan Pulungan memperlihatkan sertifikat lahan milik Paradep yang berada di Komplek SBC Siantar.

SIANTAR, BENTENGSIANTAR.com– Manajemen Paradep Taksi angkat bicara soal kisruh pembagunan tembok dan terminal mereka yang berada di Komplek Siantar Bisnis Center (SBC) Kota Pematang Siantar.

Mandor Paradep Taksi, Irvan Pulungan menjelaskan, mereka menjadikan lahan milik mereka sebagai pool atau tempat untuk mengumpulkan bus karena belum adanya terminal di Kota Siantar.

“Ini tanah kami, namanya pul. Kalau membuat trayek harus ada pul dan bengkel. Bengkel kami terpisah. Soal izin, kami sudah belasan tahun di sini. Sudah pasti punya izin,” kata Irvan, Sabtu (11/3/2023).

Irvan menegaskan, pihaknya siap masuk terminal jika memamg sudah ada terminal di Siantar.

“Mana terminalnya? Dulu juga kami sudah masuk terminal (Tanjung Pinggir). Paradep membuat pul dan loket di lahannya. Masa itu diributi?” kata Irvan.

BacaTerminal Tanjung Pinggir Kembali Aktif, Tapi Bus Masih Masuk Kota

BacaOTT Polda Sumut di Kantor Pengelolaan Keuangan Siantar, 16 Pegawai Diamankan

Soal pembangunan tembok, Irvan kembali menerangkan, pihaknya hanya menggantikan seng yang sebelumnya ada di lokasi itu menjadi tembok.

“Sebelum itu kita tembok, itu dulunya ditutupi seng. Dulu yang punya ini Marta Friska, itu sisa sengnya masih ada. Kami hanya menukar seng jadi tembok,” ujarnya.

Irvan menyarankan masyarakat yang keberatan atas bangunan itu untuk melapor ke Badan Pertanahan Nasional (BPN). Sebab, lanjutnya, yang mengetahui siapa pemilik tanah tersebut adalah BPN.

“Jadi, kalau ada yang bilang itu bukan tanah Paradep, jangan mengadu ke wartawan atau ke polisi. Ada porsinya masing-masing, laporkan ke BPN,” tuturnya.

BacaPerseteruan Penumpang dan Paradep Berakhir di ‘Meja Perundingan’

BacaMobil Milik Paradep Hilang, Pelaku Terekam CCTV

Irvan memastikan, keributan yang terjadi tersebut karena adanya sentimen dari oknum-oknum tertentu.

“Kami sudah beroperasi selama belasan tahun. Selama ini nggak ada apa-apa. Kok sekarang ribu?” pungkasnya.

Share this: