Susanti Berharap Synode Tahunan ke-75 GPI Membawa Gereja ke Perwujudan Pembaharuan
- Sabtu, 8 Jul 2023 - 17:33 WIB
- dibaca 31 kali
SIANTAR, BENTENGSIANTAR.com– Saat ini dan ke depan, tantangan yang dihadapi masyarakat semakin kompleks. Karenanya, dibutuhkan peran serta berbagai pihak, termasuk lembaga agama seperti gereja untuk menjawab tantangan tersebut.
Hal itu dikatakan Walikota Siantar Susanti Dewayani dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah Kota (Setdako) Pardamean Silaen, saat pembukaan Synode Tahunan ke-75 Gereja Pentakosta Indonesia (GPI), di Pusat Kegiatan Gereja Pentakosta Indonesia, Jalan Asahan Km 4 Simpang Rambung Merah, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun, Jumat (07/07/2023).
Kegiatan yang berlangsung selama tiga itu mengambil tema: Ayub 9 Ayat 16: Bila Aku Berseru Ia Menjawab, serta sub tema: Mencari Jawaban Persoalan Kontemporer Gereja dengan Hikmat Tuhan.
Dalam sambutan tertulisnya, Susanti berharap momentum Synode Tahunan ke-75 GPI menjadi penting artinya dalam merumuskan langkah-langkah organisasi dalam mengevaluasi sampai sejauh mana pelaksanaan program pelayanan yang telah dilakukan.
Kemudian, menginventarisir berbagai permasalahan dan kendala yang dihadapi selama ini, serta merumuskan berbagai program strategis dalam rangka meningkatkan peran gereja dalam pelayanan, pembinaan jemaat, dan pewartaan di masa mendatang.
Baca: Hadir di Perayaan Natal Anak Sekolah Minggu, Walikota Susanti Merasa Sedang Reuni
Baca: Teguran Keras Satpol PP Diabaikan, Videotron depan RM Panorama Siantar Tetap Memuat Iklan Rokok
Melalui Synode Tahunan ke-75 GPI ini, walikota perempuan pertama di Pematang Siantar itu juga berharap hendaknya dapat membawa gereja kepada perwujudan pembaharuan yang bersinergi dengan berbagai perkembangan dan dinamika kehidupan masyarakat yang semakin berkembang.
“Semoga dengan dilaksanakannya Synode Tahunan ke-75 GPI ini, akan dapat menyumbangkan pemikiran-pemikiran baru dalam meningkatkan partisipasinya untuk mengisi kegiatan pembangunan keagamaan maupun sosial kemasyarakatan,” sebut dokter spesialis anak itu.