Merajut Persatuan, Persaudaraan, Kerukunan, dan Toleransi Beragama di Kota Pematangsiantar
- Minggu, 19 Mei 2024 - 22:37 WIB
- dibaca 29 kali
SIANTAR, BENTENGSIANTAR.com– Wali Kota Pematangsiantar, Susanti Dewayani bersama Ketua Dekranasda H Kusma Erizal Ginting, didampingi Sekda Junaedi Antonius Sitanggang dan Staf Ahli Happy Oikumenis Daely, menghadiri Peringatan Tri Suci Waisak 2568 BE/2024 di Vihara Samiddha Bhagya, Jalan Thamrin Kota Pematangsiantar, Sabtu (18/05/2024) malam.
Kehadiran Susanti sebagai momentum merajut persatuan, persaudaraan, dan kerukunan, dan menjaga toleransi beragama di Kota Pematangsiantar.
Peringatan Tri Suci Waisak diwarnai Pawai Waisak (Pradaksina) dengan mengelilingi jalan protokol Kota Pematangsiantar, yang langsung dilepas Susanti dengan pemukulan gong.
Selanjutnya, Susanti, Erizal Ginting, Junaedi Sitanggang, dan Happy Daely, turut dalam pawai berbaur dengan umat Buddha dari lembaga keagamaan Buddha, lembaga pendidikan/sekolah, dan ormas Tionghoa.
Susanti dalam arahan dan bimbingannya mengatakan, Perayaan Tri Suci Waisak bukan sekadar seremonial yang dilaksanakan setiap tahunnya. Namun merupakan salah satu wujud keyakinan dan bakti umat Buddha.
“Waisak memperingati tiga peristiwa penting Sang Buddha Sidharta Gautama. Ketiga peristiwa tersebut, yaitu kelahiran Sang Buddha, Sang Buddha mendapatkan penerangan, dan wafatnya Sang Buddha,” kata Susanti.
Susanti mengatakan, perayaan Waisak dapat dijadikan sebagai momentum untuk evaluasi diri agar lebih baik lagi, menyayangi orangtua, dan menyayangi sesama.
“Mari kita jadikan momentum ini sebagai pengingat diri untuk membina dan menjaga toleransi, sehingga antar umat beragama di Indonesia terutama Sumatera Utara, khususnya Kota Pematangsiantar hidup rukun dan damai,” ujarnya.
Baca: Meneladani Kepribadian Sang Na Ualuh, Raja Siantar
Baca: Ephorus HKBP Ucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri
Menurut Susanti, momentum Waisak sebagai wujud toleransi antar umat beragama yang selama ini terjalin erat di Kota Pematangsiantar.
“Karena itu seluruh umat beragama di Kota Pematangsiantar, khususnya umat Buddha menjadikan perayaan Waisak sebagai momentum merajut kembali rasa persatuan, persaudaraan, dan kerukunan,” katanya.