Benteng Siantar

Geger Penemuan Mayat Siswa SMP Tamsis di Kebun Karet PTPN III Bangun

Warga berkerumun di lokasi penemuan jenazah almarhum Chanda Prayuga di areal Perkebunan PTPN III Kebun Bangun, Kecamatan Gunung Malela, Simalungun, Rabu (8/4/2020), siang. (Insert) Chanda Prayuga semasa hidup.

GUNUNG MALELA, BENTENGSIANTAR.com– Riuh ramai tidak keruan meliputi warga Simpang Bah Jambi sekitarnya menyusul penemuan sesosok mayat remaja di areal kebun karet milik PTPN III Bangun, Kecamatan Gunung Malela, Simalungun, Rabu (8/4/2020). Peristiwa itu sontak membuat gempar warga setelah diketahui identitas korban ternyata bernama Chanda Prayuga, warga Nagori Bah Joga, Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi, Simalungun.

Masyarakat seketika heboh. Mereka penasaran dan berbondong-bondong ke lokasi untuk melihat proses evakuasi jenazah siswa SMP Taman Siswa (Tamsis) Kota Pematangsiantar itu. Diantara mereka ada yang sampai menangis bahkan jatuh pingsan ketika melihat tubuh korban dalam keadaan telungkup dengan posisi kepala di bawah.

Sangkin rasa penasarannya, mereka tidak lagi mengindahkan imbauan petugas kepolisian agar melakukan social distancing atau membatasi jarak fisik satu sama lainnya mengingat wabah virus corona atau Covid-19 yang sedang melanda. Dari jarak kurang lebih  lima meter, masyarakat melihat langsung proses evakuasi yang dilakukan Tim Inafis Polres Simalungun.

Ratusan warga baru beranjak dari lokasi setelah petugas memasukkan mayat korban ke dalam kantung jenazah dan membawanya ke Instalasi Jenazah RSUD dr Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar.

“Sedih sekali. Semoga polisi segera mengungkap pelakunya,” ujar salahseorang ibu yang menyaksikan proses evakuasi sembari mengusap air matanya.

Chanda Prayuga semasa hidup.

Dari informasi dihimpun BENTENG SIANTAR, ditemukan lima fakta-fakta berikut;

1. Pertama Kali Ditemukan Peternak Lembu

Peristiwa yang menghebohkan itu berawal ketika seorang peternak lembu sedang mengangon di areal kebun. Peternak lembu yang meminta identitasnya tidak dimuat itu melihat sesuatu mencurigakan diantara pepohonan karet.

Dengan rasa penasaran, si peternak lembu mendekat dan melihat tubuh remaja berusia 13 tahun itu dengan posisi tertanam di areal kebun karet. Jenazah korban hanya ditutupi dedaunan. Sehingga mengeluarkan aroma tidak sedap.

BacaLima Sikap Aneh di Balik Sadisme Pelaku Pembunuhan Driver Ojek Online

Oleh peternak lembu, penemuan mayat itu diberitahukan ke warga dan selanjutnya diteruskan ke Polsek Bangun. Seketika, warga menyemut di lokasi kejadian. Petugas kemudian memasang police line (garis polisi, red) di lokasi penemuan mayat.

2. Dua Teman Korban Diamankan

Kapolsek Bangun AKP Banuara Manurung menuturkan, atas penemuan mayat itu, pihaknya langsung bergerak dan mengamankan dua orang. Keduanya masing-masing berinisial RP (17) dan MA (18), yang tak lain merupakan teman sekampung korban di Nagori Bah Joga, Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi, Simalungun.

“Dua orang telah diamankan. Saat ini, masih dimintai keterangan,” kata Banuara, saat ditemui di Instalasi Jenazah RSUD dr Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar.

BacaPelaku Pembunuhan Pendamping Desa Gunungsitoli Itu Masih Pelajar, Motifnya Memalukan

3. Hilang Sejak Sabtu

Menurut Kapolsek Bangun AKP Banuara Manurung, keberadaan Chanda Prayuga memang sudah tidak diketahui keberadaannya sejak Sabtu (4/4/2020). Keluarganya juga sudah membuat laporan orang hilang ke pihak kepolisian.

“Dari hasil interogasi, pada Sabtu malam, korban (Chanda) kumpul-kumpul sama kawannya itu. Ikut juga dua orang yang diamankan itu,” ungkap Banuara.

4. Modus, Pura-pura Menemui Cewek

Masih kata Kapolsek Bangun, pada Sabtu (4/4/2020) malam itu, RP dan MA mengajak Chanda Prayuga untuk menemui seorang perempuan. Saat itu, ketiganya berangkat dengan mengendarai sepedamotor Yamaha Mio dengan nomor polisi BK 4623 TAT milik Chanda Prayuga.

Saat berkendara, posisi Chanda berada di tengah-tengah RP dan MA. Saat itulah, mereka menghabisi nyawa Chanda. Leher Chanda digorok menggunakan benda tajam.

“Jadi, modusnya pura-pura mau jumpai cewek,” beber Banuara.

Setelah itu, RP dan MA membawa kabur sepedamotor dan handphone Chanda. Hingga kini, sepedamotor itu belum ditemukannya.

5. Ayah Tiri Korban Berkomentar

Masih di lokasi yang sama, Ivan Siregar, ayah tiri Chanda Prayuga mengatakan, sesuai informasi yang mereka terima, perampokan yang dilakukan RP dan MA dipicu masalah hutang.

“Katanya, banyak hutang orang itu. Jadi, kreta sama handphone-nya sudah digadaikan untuk bayar hutang,” kata Ivan.

BacaNyawa Melayang Karena Minta Uang Tambahan Tebusan Ponsel Gadaian

Ivan pun berharap, polisi dapat segera menuntaskan kasus ini.