SIMALUNGUN, BENTENGSIANTAR.com– Restiorina boru Purba, seorang petani di Huta Bandar Mariah, Nagori Bandar Sauhur, Kecamatan Purba, Simalungun, meninggal setelah disambar petir. Insiden nahas itu terjadi di perladangan Huta Bandar Mariah, Selasa (14/4/2020) sore. Sedihnya lagi, Restiorina menghembuskan nafas terakhir di depan putri kandungnya sendiri Triana boru Sinaga.
Informasi diperoleh BENTENG SIANTAR, kejadian itu bermula saat Restiorina dan Triana sedang bekerja di ladang. Kemudian, sekira pukul 15.00 WIB, hujan turun disertai petir. Melihat cuaca buruk, keduanya masuk ke gubuk. Tiba-tiba, petir menyambar gubuk tersebut dan tubuh Restiorina terkena sambaran petir. Seketika, Restiorina tergeletak dan tak sadarkan diri.
Triana yang menyaksikan kejadian itu pun panik. Gadis 14 tahun tersebut tak tahu harus berbuat apa. Dia pun pulang dan memberitahu kejadian itu pada ayahnya Herdianson Sinaga.
Selain keluarga, warga sekitar yang mengetahui peristiwa itu pergi menuju perladangan. Oleh warga, Restiorina sempat dibawa ke rumah sakit terdekat, RS Bethesda Saribudolok. Tapi sayang, nyawa Restiorina sudah tak tertolong lagi. Korban mengalami luka bakar pada punggung dan kepalanya.
Baca: Petir Menggelegar, Petani di Silau Malaha Tewas di depan Suami dan Anaknya
Baca: Gajapokki Kecamatan Purba Geger, Seorang Warga Tewas Terkena Ledakan Mercon
Kapolsek Purba AKP Binsar Pakpahan membenarkan, adanya kejadian itu. “Saya sudah melayat ke rumah duka,” kata Binsar.
Namun, Binsar tidak lupa mengimbau para pelayat agar tetap memperhatikan protokol pemerintah mengingat kondisi saat ini masih di tengah pandemi corona. Maka dari itu, ia tetap mengingatkan masyarakat agar tetap menjaga jarak, rajin cuci tangan, pakai masker untuk mencegah penyebaran virus corona atau covid-19.
“Saya juga menyarankan agar di tempat penguburan nantinya tetap memakai masker dan menjaga jarak minimal 1,5 meter,” ujarnya.