SIMALUNGUN, BENTENGSIANTAR.com– Suhu politik di Kabupaten Simalungun mulai memanas. Seperti sekam dalam padi, di permukaan tampak biasa, tapi di kalangan basis, rivalitas sudah sangat terasa. Bahkan sampai terlibat bentrokan fisik.
Seperti yang terjadi di Hutabayu, Kecamatan Hutabayu Raja, Simalungun, Minggu (20/9/2020), siang sekira pukul 12.00 WIB. Dua kubu bakal calon bupati terlibat kontak fisik, antara pendukung Bakal Calon Bupati Radiapoh Hasiholan Sinaga (RHS) dengan H Anton Achmad Saragih.
Akibat bentrokan itu, Ketua Ranting Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hutabayu Koster Aprison Hutajulu mengalami lebam di bagian mata dan tangannya koyak 7 jahitan. Sekarang, Koster Hutajulu harus menjalani perawatan medis di RSUD Tuan Rondahaim, Pamatang Raya.
Keterangan diperoleh BENTENG SIANTAR, bentrokan itu bermula dari cekcok mulut karena merasa jagoannya di Pilkada Simalungun difitnah. Kejadiannya di salahsatu warung kopi Hutabayu Raja, Kelurahan Hutabayu, Simalungun, Minggu (20/9/2020), sekira pukul 12.00 WIB.
Siang itu, Koster Hutajulu tanpa sengaja bertemu dengan Benfri Sinaga, di warung kopi, depan Gereja HKBP.
“Kemarin itu, kami (Koster dan Benfri) nggak sengaja ketemu di warung itu,” kata Koster, ketika ditemui BENTENG SIANTAR, di RSUD Tuan Rondahaim, Senin (21/9/2020).
Lalu, beberapa saat berselang, masih kata Koster, salah seorang warga yang ada di warung tersebut bertanya kepada Benfri, mengenai sosok calon yang didukung pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Simalungun 2020.
Baca: Ketika Terkena Bius Tuak, Sindir Menyindir Berakhir Penganiayaan Hingga Tewas
Lalu, Benfri kata Koster, mengatakan mendukung RHS (Radiapoh Hasiholan Sinaga). Alasannya, karena RHS mau menyumbangkan dana. Sampai disitu, Koster diam saja.
Dia baru bereaksi ketika mendengar melontarkan hinaan terhadap H Anton Achmad Saragih, jagoannya di Pilkada Simalungun.
“Dia bilang kalau pak JR (Bupati Simalungun) pakai dana (penanganan) covid-19 sebesar Rp150 miliar untuk pemenangan pak Anton,” ungkap Koster.
Mendengar itu, Koster menyambut perkataan Benfri, dengan mengatakan bahwa Anton masih lebih baik dari RHS. Keduanya pun kemudian berselisih paham sampai saling memaki.
Ternyata, dua rekan Benfri Sinaga, yang belakangan diketahui merupakan Anggota DPRD Simalungun ikut terpancing dan melayangkan pukulan terhadap Koster.
“Saya ingat betul orangnya Ruben Silaen dan Andi Sinaga. Dua anggotanya itu langsung memukuli aku. Si Andi itu mencekik aku, si Ruben memukul mataku,” ujar Koster.
Meski begitu, pria 41 tahun ini menuturkan, setelah terlepas dari serangan Andi dan Ruben, dia pun balik menyerang.
“Pas aku mau menyerang, kepalaku dipukul dari belakang. Aku lihat ke belakang, ternyata Benfri,” beber warga Kelurahan Hutabayu ini.
Perkelahian itu baru berakhir setelah rekan Koster datang. Selanjutnya, Koster yang mengalami luka-luka dibawa ke Puskesmas Hutabayu.
“Sampai di Puskesmas, mau dikeroyok lagi kami. Si Benfri itu sudah mengumpulkan massa. Kurang lebih 50 orang massanya,” ucap Koster.
Baca: Perkelahian Berujung Maut, Pelajar SMA Tewas di Malam Pesta Rondang Bintang
Bahkan, Biraba Siahaan, salah satu teman Koster, juga terkena pukulan di Puskesmas.
“Anggota si Benfri namanya Hernando Sinaga juga mencari ke rumah. Sampai anakku dan istriku ketakutan,” kata Koster.
Namun demikian, Koster mengatakan, tak gentar jika berkelahi satu lawan satu dengan Benfri. Asalkan perkelahian itu dituangkan di atas surat bermaterai dan tidak saling menuntut.
“Bunuh-bunuhan pun aku mau,” pungkas Koster, yang mengaku telah melaporkan kejadian itu ke Polres Simalungun.
Terpisah, Kapolres Simalungun AKBP Agus Waluyo membenarkan bahwa pihaknya sudah menerima laporan pengaduan kedua belah pihak, antara Koster Hutajulu dan Benfri Sinaga.
“Mohon bersabar. Kami masih proses dan melakukan upaya sesuai SOP. Masih kami dalami,” katanya.
Baca: Dua Kelompok Pemuda Terlibat Bentrok di depan Rumah Sakit Harapan Siantar
Agus mengimbau agar seluruh masyarakat untuk menahan diri dan jangan terpancing dengan isu-isu. Saat ini, situasi Simalungun masih aman dan kondusif,” pungkasnya.