SIMALUNGUN, BENTENGSIANTAR.com– Tingginya harga pupuk bersubsidi sampai menembus harga Rp230 ribu per karung, diduga disebabkan harga yang ditetapkan oleh distributor ke kios-kios pengecer.
Hal ini terungkap sesuai informasi yang diungkapkan Viya, salah seorang mantan staf CV Mas Ayu Lestari.
Viya menyebutkan bahwa pada saat dirinya bekerja di CV Mas Ayu Lestari, harga pupuk urea bersubsidi dijual ke kios pengecer seharga Rp117 Ribu, dan pupuk NPK seharga Rp121 ribu per karung.
“Urea 117, NPK (Ponska) 121,” tulis Viya, menjawab pertanyaan BENTENG SIANTAR.
Kadis Pertanian Simalungun, Ruslan Sitepu, saat dikonfirmasi terkait hal itu menyatakan bahwa dia tidak memiliki kewenangan dalam hal penindakan.
“Masalah harga pupuk kewenangannya tidak di saya. Itu tugas Perindag,” dalih Ruslan.
Baca: Terungkap! Distributor Jual Pupuk Subsidi ke Kios Pengecer di Atas HET?
Baca: Petani ‘Teriak’ Pupuk Subsidi Langka di Simalungun
Saat ditanyakan apakah Kadis Pertanian tidak pernah menyampaikan kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan, dia mengaku telah menyampaikan di internal KP3 (Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida) yang di dalamnya tergabung Sekdakab Simalungun, Dinas Perindag, Kepolisian dan Kejaksaan.
“Saya sudah sampaikan kalau masalah itu. Tapi, kenapa selalu saya saja yang kalian telfon? Setiap hari puluhan orang menghubungi saya hanya masalah pupuk. Apa itu hanya tugas saya? Mungkin karena saya selalu gampang mengangkat telfon ya?” keluh Ruslan.
Baca: Harga Pupuk Subsidi Tembus Rp230 Ribu per Karung, Kapolres: Saya Teruskan ke Penyidik
Baca: Djarot Ajak Petani Solid, Bersatu Lawan Mafia Pupuk
Sementara, Kadis Perindustrian dan Perdagangan, Leo Lopulisa Haloho, saat coba dikonfirmasi tidak berhasil. Pesan WhatsApp tidak terkirim, dan nomor tujuan sedang sibuk saat dihubungi melalui sambungan seluler.
Sedangkan, Direktur CV Mas Ayu Lestari, V br Sitorus tidak bersedia membalas pesan WhatsApp dari BENTENG SIANTAR, meskipun telah terkirim atau ceklis dua. Dihubungi melalui sambungan telepon juga tidak diangkat, meskipun nada dering terdengar aktif.