Racun Sianida dan Penggelapan Pajak pada Kematian Oknum Polisi Bermarga Saragih
- Rabu, 15 Mar 2023 - 22:33 WIB
- dibaca 146 kali
Demikian juga disampaikan ahli laboratorium forensik bagian kimia AKBP Hendri Ginting.
“Kita melakukan pemeriksaan, isi lambung tersebut positif mengandung natrium sianida. Efek daripada sianida ini adalah mematikan,” imbuhnya.
Baca: Heboh! Wanita Bermotor Nekat Terobos Markas Polisi di Siantar, Kaca Pintu Pecah
Baca: Tega! Adik Bunuh Kakak Kandung di Sidamanik, Motif Sakit Hati
Diketahui bahwa sebelum ditemukan tak bernyawa, Bripka Arfan Saragih berangkat kerja pada Jumat (3/2/2023). Sejak hari itu, polisi yang bertugas di Samsat Pangururan ini tidak pulang ke rumah selama 3 hari hingga akhirnya ditemukan meninggal dunia pada Senin (6/2/2023).
Jenazah Arfan Saragih kemudian dibawa ke RSUD Hadrianus Sinaga Pangururan. Atas persetujuan keluarga, jenazah Arfan Saragih diberangkatkan ke Rumah Sakit Bayangkara Medan untuk dilakukan autopsi. Beberapa barang bukti yang ditemukan di tempat kejadian juga dikirimkan ke Laboratorium Forensik Polda Sumut untuk dilakukan pemeriksaan.
Sementara, ahli digital forensik menyatakan bahwa ditemukan jejak digital di handphone milik korban, yaitu pencarian di Google tentang sianida, racun tikus, potas dan bebarapa ayat Alkitab tentang penyemangat. Namun tidak ditemukan riwayat pemesanan sianida itu darimana. Ahli digital forensik juga tidak menjelaskan riwayat-riwayat komunikasi yang terdapat dalam handphone tersebut.
Baca: Melawan Polisi, Dua Pengedar Sabu di Hotel Danau Toba Ditembak
Suasana pilu juga terlihat saat konferensi pers berlangsung. Kedua orangtua dan istri almarhum Arfan Saragih tampak hadir dan bercurah air mata. Saat memasuki halaman Mako Polres Samosir, ibunda Arfan memeluk foto almarhum. Mereka menangis histeris sambil menyebut-nyebut nama Arfan. Mereka meneriakkan tidak terima atas kematian Arfan yang dikatakan karena bunuh diri.
Pasca kematian korban, beberedar kabar bahwa korban diduga termasuk dalam komplotan pelaku penggelapan pajak di Samsat Samosir yang jumlahnya mencapai Rp2,5 miliar. Namun belum ada konfirmasi resmi dari kepolisian maupun pejabat Samsat Samosir terkait informasi ini. Pihak kepolisian masih fokus pada penyelidikan kematian korban.