Anak ‘Zaman Now’ Sibuk Main Gadget? Orangtua, Jangan Langsung Bilang ‘Oh No’!

Share this:
BMG
Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait foto bersama Civitas Akademika UHKBPNP, usai menggelar Seminar Nasional di Aula Kampus, Rabu (24/4/2019).

Ajarkan Anak Menolak Iming-iming

Nah, untuk memutus mata rantai kekerasan terhadap anak, tugas dan peran orangtua menjadi guru yang pertama dan terutama bagi anak dalam segala hal. Memahami pertumbuhan, perkembangan, dan perilaku anak sesuai usianya.

Kemudian, mengenalkan kepada anak tentang kesehatan reproduksi termasuk mengenali bagian-bagian tubuhnya serta fungsi bagian tubuh tersebut.

“Ajarkan anak untuk menolak dan mengatakan tidak saat menerima sentuhan buruk dan tidak nyaman dan mewaspadai tawaran atau iming-iming,” pesan Arist.

Selanjutnya, membangun komunikasi terbuka dengan anak dan menjadi pendengar yang baik.

“Berlakulah menjadi sahabat anak. Menyediakan waktu yang berkualitas untuk anak, mengenali pergaulan/teman-teman anak, melakukan kegiatan bersama termasuk beribadah, terlibat dalam kegiatan sekolah anak, dan mengikuti perkembangan informasi teknologi,” ucap Arist.

Sedangkan tugas dan peran sekolah, lanjut Arist, sekolah harus menjadi zona aman dalam arti sebenarnya, jauh dari tindak perundungan (bullying) atau dari tindak kekerasan apapun.

Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait, dalam sesi tanya jawab seminar nasional bertempat di Aula Kampus UHKBPNP, Rabu (24/4/2019).

Komite sekolah yang merupakan perwakilan orangtua murid dan pihak sekolah harus difungsikan secara optimal, yaitu dalam rangka menangani permasalahan antar sesama murid dan juga antara murid dengan guru serta semua permasalahan yang berkaitan dengan proses belajar dan mengajar.

BacaSaat Beli Jajanan, Kakek Ini Sentuh Alat Kelamin Bocah 4 Tahun

BacaArist Merdeka: Tidak Ada Alasan Polres Siantar Menghentikan Kasus Kejahatan Seksual

BacaPolres Siantar Lepaskan Pelaku Cabul, Praktisi: Tidak Sesuai Hukum

Lebih lanjut, alumni SMA Kampus Universitas HKBP Nommensen tahun 1978 ini, menuturkan, guru sebagai ujung tombak pendidikan harus bertindak sebagai pengajar dan sekaligus pendidik yang mengedepankan metode dialogis dan partisipatif.

Seminar itu sendiri dimulai pukul 10.30 WIB dan selesai sekitar pukul 13.00 WIB, yang kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan MoU. Adapun moderator seminar, Wakil Rektor III David Berthony Manalu.

Share this: