Mengapa Pilih Marihot 2 Periode Rektor USI, Ini Alasannya..
- Kamis, 2 Agu 2018 - 03:52 WIB
- dibaca 1.373 kali
Kemudian untuk motivasi, kata Pasu, terhadap para dekan, dosen, pegawai yang berkinerja baik dan disiplin diberikan reward. Sebaliknya, punishment tetap diberlakukan bagi mereka yang tidak professional dalam bekerja.
Selain itu, selama kepemimpinan Prof Marihot diwajibkan bagi setiap dosen agar meraih gelar S2. Bahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), para dosen pengajar dianjurkan menempuh pendidikan S3.
“Sekarang ini, dosen USI yang meraih gelar S3 sudah banyak,” ucap kandidat doktor ini.
Lalu, memaksimalkan pembenahan di lingkungan kampus. Terutama menyangkut infrastruktur. Lewat kerja sama dengan PTPN IV dan PT STTC tahun 2015, USI telah membangun joglo untuk tempat diskusi antar mahasiswa dan atau antara dosen dengan mahasiswa di setiap fakultas-fakultas. Lalu, melakukan perluasan parkir di Fakultas Hukum, parkir di Fakultas Ekonomi.
Kemudian pengaspalan jalan, pembangunan gapura dan pemasangan lampu hampir di setiap sudut di lingkungan kampus, lewat kerja dengan Pemko Siantar tahun 2015 dan 2016.
Lalu, yang tak kalah menariknya mendirikan puskesmas pembantu kerja sama dengan BPJS Pusat Jakarta Tahun 2016.
Untuk kearifan lokal, Prof Marihot mewajibkan setiap acara-acara resmi kampus menerapkan budaya Simalungun. Seperti penyambutan tamu, harus didahului dihar dan tortor Sombah. Begitu juga dalam menyampaikan kata sambutan, Prof Marihot sering kali menggunakan tiga bahasa, yakni Inggris, Indonesia dan bahasa Simalungun. Lalu, di setiap ruangan Rektorat USI terdapat petunjuk dengan tulisan sanskerta dan aksara Batak Simalungun.
“Ini bentuk penghormatan terhadap budaya Simalungun, karena Prof Marihot sangat menjunjung tinggi filosofi ‘Di mana Bumi Dipijak Disitu Langit Dijunjung,” ucap Pasu, sembari menunjukkan plang ruang kerjanya bertuliskan aksara Batak Simalungun.