SIANTAR, BENTENGSIANTAR.com– Rajamin Sirait menuturkan bahwa Siantar sejak dulu memang dikenal sebagai kota preman. Arti kota preman yang ia maksud bahwa dalam hal meraih sasaran, setiap orang di Kota Pematangsiantar, harus melalui persaingan sangat ketat dan keras.
Namun, Rajamin bingung soal motif di balik pembunuhan Vicky Erwanto Damanik alias Uwan Damanik, seorang driver ojek online di Siantar, belum lama ini.
“Siantar dikenal kota preman, tapi ada sasarannya. Mau jadi mandor kah? Jadi bos? Ini kan kita nggak tahu,” kata Rajamin, pria kelahiran Siantar ini, kepada BENTENG SIANTAR, Selasa (1/10/2019).
Di sisi lain, Rajamin turut prihatin atas insiden nahas tersebut. Menurutnya, pembunuhan sadis itu menjadi pukulan bagi Pemerintah Kota (Pemko) Pematangsiantar.
“Ditikami di tengah kota. Di warung. Kalau di tengah kota ada kejadian begitu, siapa lagi yang mau datang ke kota ini?” ujarnya.
Baca: Bukan Hefriansyah, Rajamin Takut Kalau yang Main Itu Risma
Baca: CCTV Sudah Dibuka, Pekerja Warung Ungkap Ciri-Ciri Pembunuh Driver Ojol Siantar
Rajamin mengatakan, andai saja disediakan kamera pengintai atau CCTV di setiap jalan dan tempat-tempat umum, tentu tidak sulit mengungkap kejadian itu. Baginya, teknologi itu memudahkan, bukan menghalangi.
“Ada CCTV lengkap, ada pencahayaan, kan nggak sulit (mengungkap pelaku pembunuhan driver ojek online)?” ujarnya.
Baca: 2015 Keok, Wesly Silalahi Kembali Mencoba Peruntungan di Pilkada Siantar
Baca: Driver Ojol Dibunuh, Kabarnya Terlibat Perkelahian di depan Koktong Minggu Lalu
Faktor lainnya, masih kata Rajamin, di Siantar belum ada kewajiban menghidupkan lampu teras rumah bagi masyarakat.
“Ini kan masih banyak tempat-tempat yang gelap. Kurang pencahayaan,” ujarnya.
Selan itu, lanjut Rajamin, pemerintah kota juga bisa menyiagakan petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) untuk berpatroli malam, sehingga kejadian serupa tidak terulang.