SIANTAR, BENTENGSIANTAR.com– Daniel Marpaung mengalami kejadian apes. Pemuda asal Samosir itu kena tinju oknum Satpol PP Siantar saat berusaha melerai keributan di depan sebuah warung internet (warnet), Jalan Kartini, Siantar Barat, Senin (14/10/2019) pagi. Akibat penganiayaan itu, Daniel mengalami luka serius di pelipis mata.
Kejadian itu bermula ketika Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Siantar menggelar razia di sejumlah warnet. Razia tersebut bertujuan menertibkan pelajar yang bolos saat jam pelajaran.
Saat tiba di salah satu warnet di Jalan Kartini, petugas mendapati beberapa pelajar dari tingkat SMP hingga SMA, sedang asyik bermain game online. Satu per satu pelajar itu kemudian dibawa ke mobil patroli.
Namun, saat proses pengamanan, seorang ibu bernama Emi memrotes tindakan petugas. Ia menilai, cara yang dilakukan petugas terhadap pelajar itu tergolong kasar.
“Aku pikir tadi itu anakku. Mirip sama anakku. Makanya, pas dibawa ke mobil, aku bilang jangan kasar,” kata Emi.
Baca: Lengser dari Sekda Siantar, Budi Utari ‘Parkir’ di Satpol PP
Meski begitu, petugas tak mengindahkan perkataan Emi. Dan, adu mulut pun terjadi. Melihat itu, Daniel Marpaung yang sedang melintas mencoba mendekati kerumunan. Kemudian, pemuda berusia 30 tahun itu berniat melerai kedua pihak agar situasi tidak semakin memanas.
Ternyata, niat melerai malah berbuah apes bagi Daniel. Pemuda berambut gondrong itu ikut diangkut ke dalam mobil patroli. Kericuhan pun kembali terjadi. Saling tarik menarik antara petugas dan Daniel membuat Emi terjatuh. Sementara, Daniel setelah turun dari mobil patroli, wajahnya terlihat mengeluarkan darah. Pelipis mata sebelah kirinya terluka.
Tak terima dengan perbuatan itu, Daniel mendatangi Kantor Satpol PP di Jalan MH Sitorus, Siantar Barat. Dengan pelipis masih meneteskan darah, ia meminta pertanggungjawaban Satpol PP atas apa yang dialaminya.
“Akan saya laporkan ini,” tegas Daniel.
Baca: Pemilik Cafe Siantar River Side: Satpol PP, Beraninya Sama Yang Lemah
Menanggapi hal itu, Kepala Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat (Trantibum) Satpol PP Kota Siantar Maraja Nababan mengatakan, pihaknya sudah menyelesaikan persoalan itu secara kekeluargaan.
“Ini resiko di lapangan. Mungkin terbawa emosi. Ada kesalahpahaman, jadi ribut. Tapi sudah kami selesaikan secara baik-baik di kantor,” jelasnya.