Benteng Siantar

Hefriansyah Itu Pemimpin Linglung, Dangkal dan Besar Mulut

Walikota Siantar Hefriansyah.

SIANTAR,BENTENGSIANTAR.com– Walikota Siantar Hefriansyah lepas tangan terhadap persoalan yang dialami pedagang Pasar Rakyat Balairung Rajawali yang mengaku dimintai sejumlah uang agar dapat memperpanjang hak mengusahai kios. Hefriansyah meminta pedagang menanggung sendiri resikonya karena telah menuruti permintaan uang untuk mendapat kios. Ia beralasan, baik kios maupun meja batu di Balairung Rajawali, sama sekali tidak dipungut biaya alias gratis.

Namun, sikap tegas Hefriansyah tersebut menuai kritik berbagai kalangan. Diantaranya kritikan pedas dari pengamat politik Christian Silitonga. Ia justru berpendapat kalau Hefriansyah itu seorang pemimpin linglung, tidak memiliki komitmen memberantas pungli (pungutan liar, red) ataupun korupsi.

“Itulah tanda-tanda kepemimpinan linglung dan dangkal,” kata Christian Silitonga, kepada BENTENG SIANTAR, Minggu (2/2/2020).

Menurut Christian, sikap dan ataupun pernyataan Hefriansyah meminta pedagang menanggung sendiri resikonya karena telah menuruti permintaan uang oleh oknum tersebut tidak menyelesaikan akar persoalan.

“Aneka masalah yang ada hanya dilihat dari kacamata kuda dan sudut pandang kekuasaan saja. Padahal jika dicermati, peristiwa itu sesungguhnya menunjukkan adanya persoalan dalam pengelolaan kebijakan di perusahaan tersebut,” kata Christian.

Seharusnya, Hefriansyah melihatnya secara mendalam dan komprehensif persoalan Pasar Rakyat Balairung Rajawali itu. Jangan dilihat secara parsial dan setengah-setengah jika ingin mewujudkan penataan pasar yang lebih baik dan penataan pedagang yang lebih terbuka, transparan, dan tidak ada penyuapan.

Sejauh ini, masih kata Christian, hal-hal tersebut menjadi titik lemah kepemimpinan Hefriansyah. Ia menilai Hefriansyah cenderung tertutup terhadap kritik dan masukan.

“Hefriansyah juga terkesan malas belajar dan meng-upgrade kepemimpinannya ke level yang lebih baik,” ucapnya.

BacaPedagang Pasar Balairung Rajawali Ngaku Dipungli, Hefriansyah: Tahankan!

BacaAnak Buah Sebut Ada Pungli Hingga Protes Nonjob dan Hefriansyah Tak Ambil Pusing

Oleh karena sikap Hefriansyah itu, lanjut Christian, hampir semua kebijakan Pemko Siantar yang berkorelasi pada kepentingan publik, cenderung menuai aneka masalah.

Sementara, Ketua Sumut Watch Daulat Sihombing mencatat beberapa poin atas persoalan tersebut. Pertama, Hefriansyah tidak memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap rakyat kecil alias kaum pinggiran. Kedua, Hefriansyah tidak memiliki komitmen terhadap pemberantasan korupsi maupun pungli.

Kemudian, Hefriansyah dinilai tidak memiliki komitmen terhadap pengelolaan pemerintahan yang baik dan pengelolaan perusahaan yang baik. Dan keempat, Hefriansyah lagi-lagi tidak memiliki kemampuan komunikasi politik dan komunikasi publik yang baik.

“Sebaliknya, bahasa verbal Hefriansyah menunjukkan betapa ia sangat arogan alias angkuh, congkak, sombong, besar kepala, besar mulut (suka membual, red), bongak atau pongah,” kritik Daulat.

Keenam, lanjut Daulat, Hefriansyah tidak memiliki kompetensi atau kapasitas kelas walikota, tapi hanya kelas lurah. Ketujuh, pada perhelatan Pilkada Kota Pematangsiantar tahun 2020, Hefriansyah tak layak untuk dicalonkan sebagai walikota apalagi untuk dipilih menjadi walikota.

Dan yang terakhir, Daulut meminta agar Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tidak mengusung Hefriansyah sebagai Calon Walikota Pematangsiantar pada Pilkada tahun 2020.

BacaKecuali Adik Ipar Hefriansyah dan Lima Wakil Rakyat, Semua Dukung Angket

BacaMenakar Peluang Hefriansyah Didukung PDIP, Setelah Angket Bergulir

Meski demikian, tidak sedikit netizen yang mendukung sikap tegas Hefriansyah. Diantaranya pemilik akun facebook Pakpahan Jefry Namanya. Seperti dilansir dari Grup Facebook ‘Ayo Peduli Kota Pematangsiantar’, Jefry berpendapat jika ingin melakukan perubahan di Siantar maka dibutuhkan sikap tegas. Bahkan, pemilik Mata Pengintai Dewa, berharap semoga Hefriansyah terpilih kembali menjadi Walikota Siantar periode berikutnya.