SIANTAR, BENTENGSIANTAR.com– Sepekan sudah berlalu, polisi belum mengungkap siapa gerombolan bermotor yang melakukan pengeroyokan terhadap Adi Wirawan, pemuda asal Negeri Kahean, Kelurahan Sinaksak, Kecamatan Tapian Dolok, Kabupaten Simalungun.
Kapolsek Siantar Barat Iptu Esron Siahaan, ketika diminta komentarnya mengaku pihaknya mengalami kendala dalam mengungkap para pelaku. Sebab, saat kejadian, tidak seorang pun yang mengenali para pelaku.
“Korban nggak tahu siapa namanya (pelaku). Korban juga nggak kenal sama pelaku. Jadi, gimana mau kita bikin?” kata Esron, saat dihubungi BENTENG SIANTAR via telepon seluler, Senin (2/11/2020).
Esron melanjutkan, selain Adi, saksi yang melihat kejadian itu pun tak ada yang mengenali para pelaku.
“Abangnya (yang melihat kejadian) juga nggak kenal sama pelaku. Begitu juga saksi-saksi, nggak ada yang kenal,” katanya.
Ketika disinggung apakah para pelaku tidak bisa diidentifikasi dengan melihat ciri-cirinya, Esron juga tidak begitu yakin.
“Ciri-ciri kan banyak yang sama, tapi kalau dibilang si A (pelakunya), kan bisa kita panggil. Masalah nanti bisa kita buktikan atau tidak, tapi kan sudah gampang. Nggak salah kita nanti,” ujarnya.
Baca: Malam Minggu Kelabu di Siantar, Pemuda Asal Sinaksak Kritis Dikeroyok Geng Motor
Hingga kini, Esron pun belum mengetahui motif di balik pengeroyokan terhadap korban. Namun, mengenai kondisi Adi, menurut Esron, sudah mulai membaik dan sekarang berada di rumahnya.
Diberitakan sebelumnya, belasan orang bersepedamotor melakukan pengeroyokan terhadap Adi di Jalan Kartini Bawah, persisnya di dekat Kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Kelurahan Proklamasi, Kecamatan Siantar Barat, Minggu (25/10/2020), sekira pukul 03.00 WIB dini hari lalu.
Akibat pengeroyokan itu, Adi Wirawan sampai berlumuran darah. Kepalanya terluka parah, hingga korban terkapar di pinggir jalan.
Informasi diperoleh, malam sebelum kejadian, Adi bersama abang kandungnya Yudi dan seorang temannya Efendi Turnip minum tuak di salah satu warung yang tak jauh dari lokasi kejadian.
Setelah menghabiskan malam minggu di sana, Adi dan teman-temannya itu pun berencana pulang ke rumah mereka di Negeri Kahean, Kelurahan Sinaksak, Kecamatan Tapian Dolok, Kabupaten Simalungun.
Namun sebelum pulang, mereka berniat mengantar Boru Saragih, salah seorang waitress di warung tuak itu, pulang ke rumahnya di kawasan Nagahuta.
Keempatnya kemudian beranjak dari warung tuak dengan mengendarai dua sepeda motor. Adi berboncengan dengan Efendi, sementara Yudi membonceng Boru Saragih.
Baca: Pengeroyokan Berdarah di Siantar Dipicu Aksi Pemalakan
Nahas dialami korban, saat melintas di lokasi kejadian. Tiba-tiba sepeda motor yang dikendarai Adi dijegat belasan pemuda berboncengan dengan mengendarai lebih dari lima unit sepeda motor. Belasan pemuda itu datang dari belakang Adi.
Melihat itu, Adi pun menghentikan sepedamotornya. Kemudian, Efendi bertanya kepada belasan pemuda itu apa alasan mereka diberhentikan. Namun, belum lagi pertanyaan Efendi dijawab, tiga dari belasan pemuda itu langsung memukul Adi. Tak hanya itu, beberapa orang lainnya lagi juga memukuli Efendi.
Melihat itu, Boru Saragih tidak tinggal diam. Dia turun dari sepeda motor yang dikendarai Yudi dan berusaha melerai pengeroyokan itu. Sementara, Yudi melarikan diri.
Meski dilerai, gerombolan bermotor ini malah semakin garang. Mereka mengambil batu dan memukul kepala Adi. Setelah itu, mereka kabur meninggalkan Adi yang terkapar bersimbah darah.
Baca: Cekcok di Kafe Remang Berujung Pengeroyokan, Empat Orang Ditangkap
Masyarakat setempat yang mendengar keributan itu keluar dari rumah masing-masing. Tak lama kemudian, personel Polsek Siantar Barat yang mendapatkan informasi kejadian itu turun ke lokasi dan langsung mengevakuasi Adi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Djasamen Saragih Kota Siantar untuk mendapatkan perawatan medis.