SIANTAR, BENTENGSIANTAR.com– Batas kesabaran sejumlah pedagang di Pasar Horas Siantar, telah habis. Puncaknya Minggu (27/12/2020), siang, mereka ‘mengamuk’. Lalu, mereka dengan inisitif sendiri mengangkut sampah dari lapak masing-masing setelah kurang lebih seminggu menahankan aroma bau tak sedap.
Sangking kesal, para pedagang itu bukan menaruh sampah-sampah pada tempatnya, melainkan membuangnya di tangga Pasar Horas, Jalan Imam Bonjol Nomor 1 Siantar.
Tindakan para pedagang tersebut sontak menjadi tontotan pengunjung Pasar Horas. Bahkan, diantaranya ada yang melakukan perekaman lewat video ponsel dan menyebarkannya ke media sosial (medsos) facebook.
Namun, aksi itu menuai pro dan kontra antar sesama pedagang, terutama pemilik lapak yang berdekatan dengan tangga ataupun gerbang utama menuju Kantor Perusahaan Daerah-Pasar Horas Jaya (PD PHJ) tersebut.
Namun, mereka yang terlanjur kecewa terus saja mengangkut dan membuang sampah-sampah dari kios masing-masing hingga permukaan tangga pasar tradisional terbesar di Kota Pematang Siantar itu tak lagi bisa dilalui dengan leluasa. Para pengunjung yang ingin melintasi tangga maka harus berjalan dari pinggir.
Baca: Pedagang Peralatan Dapur Meninggal Mendadak di Pasar Horas
Lihat video selengkapnya, di sini:
Baca: Toko Mas Bahagia di Pasar Horas Dibobol Maling, Perhiasan Emas Dikuras
Sehari sebelumnya, Sabtu (26/12/2020), salahseorang pedagang buah bernama Erik Silalahi mengungkapkan kekesalannya karena sudah hampir seminggu sampah mereka tidak diangkut. Menurutnya, ada kesan pembiaran dari pihak manajemen Pasar Horas Jaya.
“Dan, sebelum-sebelumnya sudah sering begini. Ini sungguh sangat meresahkan kami,”keluh Erik Silalahi, ketika ditemui BENTENG SIANTAR, di kios miliknya tepat di samping sampah yang menumpuk itu, yakni di pintu masuk antara Gedung II dengan Gedung III Pasar Horas.
Ironinya, retribusi (sampah) tidak pernah libur. Setiap hari dikutip (dari pedagang). Tapi, sampah dibiarkan menumpuk berhari-hari.
“Untuk apalah dikutip uang retribusi itu setiap hari, kalau sampahnya dibiarkan begini terus. Tahulah, sampah pedagang, satu hari saja begitu banyak,” ujar Erik, seraya mengungkapkan, setiap hari dikutip Rp10 ribu untuk retribusi sampah.
Menurut pengalaman Erik Silalahi di Pasar Horas, saat masih dikelola oleh Dinas Pasar Kota Siantar, pengelolaan sampah tidak sampai seburuk saat ini. Situasinya jauh berbeda, ketika Pasar Horas dikelola oleh PD PHJ, sampah-sampah tidak diangkut setiap hari.
Pedagang lainnya Boru Manik berharap agar PD PHJ intens memperhatikan kebersihan lokasi Pasar Horas, terutama dalam pengangkutan sampah.
Baca: Kebakaran di Pasar Horas Dini Hari Tadi, Pakaian Monza Terbakar
Baca: Kios Pasar Horas Sering Kemalingan, Organisasi Pedagang Ngadu ke DPRD Siantar
Dia khawatir, jika sampah-sampah tersebut dibiarkan menumpuk berhari-hari maka dapat mengancam kondisi kesehatan para pedagang.
“Apalagi ini kan masih pandemi covid-19, kalau lokasi jualan tidak bersih, itu kan rentang terkena penyakit,” pungkasnya.