Ada 9 Dusun di Nagori Urung Purba dan Seribujandi, Jalannya Rusak Parah

Share this:
YOGA GIRSANG-BMG
Jalan penghubung 9 dusun di Nagori Urung Purba dan Seribujandi, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun, tampak rusak parah. Foto ini diabadikan Minggu (29/7/2018).

SIMALUNGUN, BENTENGSIANTAR.com– Kondisi jalan penghubung 9 dusun di Nagori Urung Purba dan Nagori Seribujandi, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun, mengalami rusak parah. Jalan rusak diperkirakan sepanjang 17 Km dan sudah terjadi selama 9 tahun.

Edi Purba, kepada BENTENGSIANTAR.com, Minggu (29/7/2018) sekira pukul 15.30 WIB, menyebutkan, ke-sembilan dusun itu meliputi Gajapokki, Pardamean, Ujung Purba, Marihat, Kampung Baru, Seribu Jandi, Taptapan, Bulu Maganjang dan Sipolin, dengan jumlah penduduk sekira 1.000 KK (kepala keluarga). Di wilayah itu terhampar luas areal pertanian hortikultura milik warga. Saat panen raya tiba, produksinya mencapai ribuan ton.

Akibat jalan rusak, posisi tawar para petani selalu saja rendah. Edi mencontohkan ketika harga cabai di pasaran Rp15 ribu per kg, maka cabai di kampung mereka selalu dihargai lebih rendah, yakni berkisar Rp12 ribu per kg.

“Kalau harga kol Rp800 per kg, di sini tidak laku atau tidak ada yang mau membeli. Itu semua karena kondisi jalannya rusak parah,” keluh Edi.

Selain kesulitan memasarkan barang, pelajar SMP dan SMA pun harus berangkat ke sekolah pukul 05.00 WIB, karena waktu tempuh mencapai 2,5 jam lantaran jalannya rusak.

Seandainya jalan bagus, menurut Edi, waktu tempuh hanya berkisar 15 sampai 20 menit. Hal ini membuat anak sekolah tidak bisa lagi membantu orangtua ke ladang karena tiba di rumah setelah pulang sekolah sudah pukul 17.00 WIB.

“Penderitaan ini sudah kami alami selama 9 tahun. Kiranya, Pemkab Simalungun melalui dinas-dinas terkait membuka mata agar jalan penghubung 9 dusun ini diaspal supaya aktifitas warga berjalan lancar, sehingga kesejahteraan masyarakat secepatnya terwujud,” tuturnya.

Dikatakan Edi, ketika musim penghujan kondisi jalan akan menjadi becek. Sedangkan pada musim kemarau, akan berdebu. Ditambah lagi aspal yang mengelupas sehingga mengharuskan pengemudi kendaraan harus ekstra hati – hati.

(Baca: Sedihnya Petani di Saribudolok, Harga Cabai Merah Anjlok)

(Baca: Keren! Nikson Gelar Lelang Cabai Atasi Harga Anjlok)

Hal senada disampaikan H Sinaga yang setiap hari melintas di jalan tersebut. Sinaga harus ekstra hati-hati karena sudah satu tahun terakhir kondisi jalan yang kupak-kapik belum juga ada perbaikan.

“Tiap hari kerusakan jalan semakin parah saja, sehingga untuk melintas di jalur yang aspalnya tinggal bebatuan kecil, saya harus berhati-hati. Untuk itulah sangat mengharapkan dinas terkait memperbaiki jalan kami,” ucap Sinaga.

Share this: