RAYA, BENTENGSIANTAR.com– Kapolres Simalungun AKBP Marudut Liberty Panjaitan memastikan bahwa Edy Syahputra, kurir sabu yang ditemukan tergantung itu bunuh diri. Pria berusia 42 tahun itu ditemukan tewas di rumah Bambang Sudirman, adik tirinya di Lingkungan I Pekan Ujung Padang, Kecamatan Ujung Padang, Simalungun, Minggu (16/6/2019) pagi.
“Berdasarkan hasil penyelidikan dan hasil autopsi, korban gantung diri,” kata Liberty, didampingi Kasat Resnarkoba AKP TP Butarbutar dalam konferensi pers di Mapolres Simalungun, Sabtu (22/6/2019).
Liberty memaparkan, berdasarkan keterangan saksi-saksi, sebelum bunuh diri, Edy mengambil tali tambang dari sumur yang ada di sekitar rumah itu.
“Tali itu dipotong dengan pisau cutter. Dan pisau cutter itu kita temukan di saku celana korban,” jelasnya.
Soal alasan Edy bunuh diri, sambung Liberty, karena tidak dapat mempertanggungjawabkan 1 kilogram sabu yang diantarnya ke Pekanbaru, Riau.
“Korban digaji Rp20 juta untuk mengantar 1 kilogram sabu. Tapi sabu sudah habis, uang (hasil penjualan sabu) tidak ada,” beber Liberty.
Siapa rekan bisnis Edy dalam mengedarkan sabu itu? Liberty belum mau membeberkannya. Polisi akan selidiki lebih lanjut soal peredaran sabu tersebut.
Baca: Kamal Munthe Diringkus Saat Hadiri Pemakaman Keluarganya
Baca: Jaringan Narkoba Siantar-Simalungun Diuber, 14 Tersangka, 622 Pil Ektasi, dan 25 Gram Sabu
Sebelumnya, sejumlah kejanggalan muncul dalam kasus tewasnya Edy. Salah satunya, Edy ditemukan tewas usai mengantar 1 kilogram narkoba jenis sabu ke Riau, pada Sabtu (15/6/2019), satu hari sebelumnya.
Informasi diperoleh BENTENG SIANTAR, sebelum ditemukan tidak bernyawa, Edy berada di kediaman Bambang, Minggu sekitar pukul 08.30 WIB. Beberapa saat kemudian, tiga orang rekan Edy datang. Mereka adalah Juned, Guru, dan Baby alias Mami Baby.
Saat berada di sana, Edy dan Juned terlibat pertengkaran. Pada saat bersamaan, Bambang pamit untuk pergi mengangon lembu. Saat itu, Edy sempat menahan Bambang agar tidak pergi. Sebab, dia dan Juned masih berselisih paham. Namun, Bambang tetap pergi.
Lalu, sekira pukul 09.15 WIB, Juned bertemu dengan Sri Rezeki, istri Bambang di Pekan Ujung Padang. Kepada Juned, Sri mengatakan bahwa Edy sudah gantung diri.
Awalnya, Sri berpikir bahwa perkataan Juned itu merupakan candaan. Namun beberapa saat berselang, Sri melihat warga berdatangan ke rumahnya. Sri kemudian pulang dan melihat Edy sudah tergantung di bawah tangga rumahnya.
Melihat itu, Sri pun meminta warga agar menghubungi suaminya dan pihak kepolisian. Personel Polsek Bosar Maligas sudah turun ke lokasi dan mengevakuasi jenazah Edy, kemudian melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Baca: Jhoni Riben, Buronan Perkara Narkoba Diringkus Bersama Rahim dan Basri
Baca: Wow, Budi Tarigan Lolos dari Jerat Perkara Narkoba
Dari lokasi kejadian, polisi mengamankan barang bukti berupa 1 utas tali tambang, 1 bilah pisau cutter yang ditemukan di saku celana Edy, dan 1 utas sisa tali tambang. Handphone (ponsel) milik Edy pun tidak ditemukan di lokasi. Diduga, Juned membawa telepon genggam tersebut.
Saksi-saksi pun sudah dimintai keterangan. Kepada polisi, Bambang Sudirman menjelaskan, pada Sabtu malam, Edy bercerita bahwa dirinya dalam keadaan terjepit karena masalah pengantaran 1 kilogram sabu dari Selat Panjang, Dumai ke Pekanbaru, Riau.
Setelah sampai ke Pekanbaru, sabu itu tidak dibayar oleh pembeli. Alasannya, menunggu sabu tersebut laku terlebih dahulu.
Mendengar cerita itu, Bambang pun tidak mau ikut campur. Lalu, pada Minggu pagi, Juned, Guru, serta Beby datang ke rumah Edy dengan mengendarai ojek. Bambang melihat dan mendengar mereka bertengkar.
Bambang mendengar Juned berkata kalau Edy harus menyelesaikan masalahnya tersebut. Bambang juga mendengar kalau Juned menyebut nama Hamdan.
Baca: Fakta Baru di Balik Penangkapan Naldo, Hingga Setoran Rp25 Juta ke Pengacara
Baca: Boydora Samosir, Pengedar Narkoba Siantar-Simalungun, Omzet Rp1,5 M per Bulan
Bambang menduga, Hamdan merupakan pemilik sabu dan Juned adalah suruhan Hamdan. Hamdan dan Juned sebelumnya menetap di Ujung Padang. Namun kini, mereka tinggal di Pekanbaru.