SIMALUNGUN, BENTENGSIANTAR.com– Wakil Ketua DPRD Simalungun Steven Samrin Girsang mengungkapkan beberapa hal penyebab terjadinya banjir di Tanah Jawa. Salahsatu penyebabnya karena daerah aliran sungai (DAS) di areal perkebunan turut ditanami kelapa sawit.
“Seharusnya (DAS) ditanami kayu alam,” kata Samrin Girsang, kepada BENTENG SIANTAR, Jumat (22/11/2019). Hal itu dikemukakan Samrin setelah menerima laporan dari masyarakat sekitar perkebunan PTPN IV dan dari rapat bersama Komisi II dan IV DPRD Simalungun.
Ia menjelaskan bahwa sawit tidak bisa menahan air, sebaliknya justru rakus air. Hal itu mengakibatkan tanah di areal perkebunan menjadi tandus sehingga air tidak meresap ke tanah, tetapi sebaliknya mengalir deras setiap kali musim penghujan. Imbasnya permukiman masyarakat, jalan, dan jembatan rusak.
Masih dari laporan masyarakat menyebutkan bahwa banjir Tanah Jawa sudah terjadi sejak tahun 2007. Kurang lebih 11 tahun. Politisi PDIP ini menilai PTPN IV tidak serius melakukan penatakelolaan air di areal perkebunan agar tidak terjadi banjir yang merugikan masyarakat. Menurut Samrin, PTPN IV seharusnya melakukan penanganan secara menyeluruh agar banjir tidak kembali terulang.
Soal banjir ini, Samrin mengatakan telah menghimpun keterangan dari para masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, kepala desa di seputaran lokasi bencana. Kepada Samrin, mereka mengungkapkan jika PTPN IV memang tidak serius menangani banjir.
Baca: Banjir Tanah Jawa, Ibu Rumah Tangga Tewas Tersengat Listrik
Oleh sebab itu, Samrin meminta agar PTPN IV menghadirkan ahli guna melakukan penelitian, mengidentifikasi dan mencari solusi mengatasi banjir berkepanjangan di Tanah Jawa dan Panei Tongah.
“Kita minta PTPN koordinasi dengan BPBD, PUPR, bersama-sama menyiapkan ataupun konsultasi dengan ahli,” ujar Ketua DPC PDIP Simalungun ini.
Dulu, kata Samrin, berdasarkan cerita tokoh masyarakat, setiap batang sawit sempat dibuat embung penampung air dan galian dibuat di sekeliling setiap batang sawit sehingga bisa menampung air.
“Itu juga salah satu solusi. Di sekitar pohon dibuat semacam embung. Airnya bisa ditampung di situ. Di zaman Belanda, itu ada. Jadi, tidak ada banjir,” ucapnya.
Baca: Terkait Banjir di Tanah Jawa dan Panei Tongah, Himapsi Gelar Unjukrasa, Ini Janji PTPN IV…
Disamping itu, Samrin mengungkapkan rencana pihaknya meninjau langsung ke PTPN IV Unit Marihat, untuk mengetahui persis kondisi di sana. Termasuk tentang adanya informasi galian C di lokasi tersebut. “Kita akan terjun ke lapangan untuk melihat langsung,” tandasnya mengakhiri.