SIANTAR, BENTENGSIANTAR.com– Rasa bahagia pasangan Jatar Simanjuntak (26) dan Uci Mayang Sari (20), saat mendapat kelahiran anak pertama tidak berlangsung lama. Bayi perempuan yang diberi nama Nabila Uzdah boru Simanjuntak ternyata terlahir tanpa anus (atresia ani, red).
Sejak lahiran pada 2 Juni 2020 lalu, pasangan yang bermukim di Huta Anggrek, Nagori Siantar Estate, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun, itu selalu diliputi rasa sedih. Keduanya sampai meneteskan air mata melihat bayinya meringis kesakitan saat hendak buang air besar (BAB).
“Setiap akan buang air besar, selalu menangis. Wajahnya memerah menahan sakit. Kasihan sekali melihatnya,” ujar Uci Mayang Sari, didampingi sang suami Jatar Simanjuntak.
Uci Mayang Sari menuturkan, setiap kali buang air besar, bayinya harus mengeluarkan lewat saluran kencing.
Atas kelainan pada bayi tersebut, mereka telah konsultasi dengan dokter anak. Menurut dokter, bayinya harus dioperasi dan membutuhkan biaya sekitar Rp50 juta.
Baca: 3 Orang Abangnya Meninggal, Kini Sang Adik Idap Tumor Mata, JR Sampai Sesenggukan
Baca: Bayi Kembar Bermarga Siahaan ‘Tertahan’ di RS Tiara Karena Ketiadaan Biaya
Membayangkan biaya sebesar itu, mustahil rasanya bagi Jatar Simanjuntak yang hanya berprofesi buruh bongkar muat dapat memenuhinya. Apalagi selama ini, mereka belum terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan, karena faktor kemampuan keuangan.
“Kata dokter harus operasi, biayanya sekitar 50 juta. Kami tak punya uang sebesar itu. Sementara, saya hanya buruh bongkar muat,” timpal Jatar, dengan mata berkaca-kaca.
Mendapat kabar warganya melahirkan bayi tanpa anus, Bupati Simalungun Jopinus Ramli Saragih langsung mendatangi kediaman pasangan Jatar Simanjuntak dan Uci Mayang Sari di Huta Anggrek, Nagori Siantar Estate, Kecamatan Siantar, Minggu (21/6/2020).
Setelah melihat kondisi Nabila Uzdah boru Simanjuntak, JR Saragih mengatakan akan merujuk perobatan bayi tersebut ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik Medan.
JR Saragih juga mengatakan, sebelumnya telah menggelar rapat dengan Kepala Dinas Kesehatan dr Lidya Saragih dan para dokter spesialis. Hasilnya, mereka akan merujuk bayi tersebut ini ke RSUP H Adam Malik.
“Di sini (Rumah Sakit di Simalungun), belum memiliki alat bedah anak. Maka, kita merujuk ke Medan,” kata JR Saragih.
“Saya juga sudah komunikasi dengan Direktur RSUP H Adam Malik dan jika kondisi anak ini baik, secepatnya akan dioperasi,” ujar JR lagi.
Biaya Perobatan Ditanggung Pemkab Simalungun
Pada kesempatan tersebut, JR Saragih juga memberikan bantuan tali asih kepada orangtua bayi tersebut. Dia berharap, bantuan itu dapat meringankan beban mereka selama bayinya mendapat perawatan di Medan.
Sementara mengenai biaya perobatan, JR Saragih menuturkan, seluruhnya akan ditanggung oleh Pemkab Simalungun.
“Biaya pengobatannya akan kami tanggung seluruhnya. Jadi, bantuan ini untuk memenuhi kebutuhan bapak dan ibu selama anak ini dirawat di Medan,” kata JR Saragih saat menyerahkan uang tali asih kepada Jatar Simanjuntak dan Uci Mayang Sari.
Atas perhatian dan bantuan tersebut, Jatar Simanjuntak dan istrinya Uci Mayang Sari tampak menangis haru. Pasangan ini menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bupati Simalungun JR Saragih.
“Terima kasih pak Bupati. Kami tak tahu harus mengadu ke mana lagi. Semoga Tuhan membalas perbuatan baik bapak kepada keluarga kami,” ujarnya.
Baca: Tangisan Bayi di Keheningan Kebun Sawit, Hanya Dibalut Selendang, Anak Siapa Ini?
Baca: 4 Situmorang Bersaudara Terjangkit Difteri, Satu Anak Meninggal
Pada hari itu juga, JR Saragih langsung memberangkatkan bayi tersebut menuju Rumah Sakit Adam Malik Medan didampingi keluarga dan tim dari Dinas Kesehatan.