SIMALUNGUN, BENTENGSIANTAR.com– Kematian Youvanry Aldryansyah Purba meninggalkan duka mendalam bagi keluarga besar Purba di Komplek Perumahan SD 2, Kelurahan Serbalawan, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Simalungun. Terutama bagi Sumarni, wanita yang melahirkan Youvanry.
Hingga kini, Sumarni masih tidak habis pikir terhadap para pelaku yang telah melakukan pengeroyokan terhadap anaknya Youvanry hingga menghembuskan nafas terakhirnya.
Apalagi, tambah Sumarni, salah satu pelakunya adalah seorang manager.
“Kalau manager, pasti kan pikirannya sudah cerdas. Pendidikannya kan tinggi. Tapi, dimana hati nuraninya itu? Anak saya dikeroyok, diborgol lagi. Di mana hati mereka? Apa mereka nggak punya anak?” ujar Sumarni terbata-bata, saat ditemui BENTENG SIANTAR, di kediamannya, Komplek Perumahan SD 2, Kelurahan Serbalawan, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Jumat (8/01/2021).
Baca: Tepergok Sedang Beraksi, Terduga Maling Ini Dipukuli Hingga Tewas Berlumur Darah
Baca: 5 Pengeroyok Divonis Bebas, Ibu Korban Menangis
Dengan mata berkaca-kaca, Sumarni berharap keadilan atas kematian anaknya Youvanry. Sumarni meminta hukuman yang setimpal atas hilangnya nyawa anak kandungnya itu.
“Anak saya itu bukan binatang. Kalaupun dia mencuri, tidak sepantasnya mereka mencabut nyawa anak saya,” tegas Sumarni.
Dalam kesempatan itu, Sumarni mengungkapkan sekilas tentang sosok anaknya almarhum Youvanry Aldryansyah Purba. Sumarni mengatakan, jika anaknya Youvanry mengalami gangguan kejiwaan, sering melakukan hal-hal tidak wajar, seperti tidak mau keluar rumah, tidak mau cukur rambut, jarang mandi, dan kurang mau berbicara.
“Seperti orang gila,” kata Sumarni.
Sumarni melanjutkan, Youvanry sudah mengalami gangguan kejiwaan sejak 3 tahun belakangan. Namun karena keterbatasan biaya, keluarga tidak mampu membawanya berobat.
“Dia hanya mengkonsumsi obat resep dokter. Tapi tidak sembuh total. Kejiwaannya naik turun (labil). Kadang mau dikasih obat, kadang tidak,” lanjut Sumarni.
Baca: Malingnya Tewas, Pemilik Rumah dan Dua Anak, Tiga Sekuriti Bridgestone Dihukum
Baca: Ribut Urusan Jual Beli Lembu, Oknum Polisi Dikeroyok, 4 Warga Tanjungbalai Diringkus
Pada malam kejadian anaknya tewas dikeroyok Minggu (27/12/2020), kata Sumarni, dia sama sekali tidak memiliki firasat apapun soal Youvanry. Ketika keluar rumah, Youvanry pun tidak pamit.
“Hari-harinya hanya dihabiskan dengan mendengarkan musik di kamar. Volume musiknya juga kuat dan bising. Kata Youvanry, kalau dengar musik dengan suara yang kuat dan bising, dia tenang,” kata Sumarni.
Sumarni mengatakan, Youvanry sangat menyukai sepeda motor Honda Cup 70. Setiap hari, sambung Sumarni, Youvanry mengendarai sepeda motor bututnya itu hanya untuk berkeliling depan rumah.
“Satu sampai dua kali keliling depan rumah. Setelah itu berhenti dan masuk rumah lagi,” jelas Sumarni.
Sejak pria 21 tahun itu mengalami gangguan kejiwaan, keluarganya sangat terpukul. Bahkan, untuk bicara saja tidak mau.
“Teman-temannya sering datang untuk mengajak almarhum bermain. Tapi, dia tidak pernah mau,” ucap Sumarni.
Sumarni menuturkan, Youvanry bahkan pernah sekali waktu pergi ke Siantar dengan berjalan kaki. Waktu itu, lanjut Sumarni, Youvanry pergi dari rumah malam sekira pukul 21.00 WIB.
“Dia jalan kaki ke Siantar sambil bawa tas ransel. Isi tasnya buku-buku bekas, atlas, buku yasin kecil, foto Tantenya. Pokoknya buku-buku yang sudah tidak penting-penting lagi lah,” beber Sumarni.
Baca: Tuduhan Penganiayaan, Ajudan Kepala Bappeda Taput Laporkan Oknum Ketua Partai
Baca: Kepalanya Ditembak Karena Pergoki Pelaku Ambil TBS di Perkebunan Blangkahan
Meski mengalami gangguan kejiwaan, kata Sumarni, Youvanry tidak pernah mengganggu orang lain semasa hidupnya.
“Dia juga tidak mau berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang lain,” ujar Sumarni.
Diberitakan sebelumnya, Youvanry Aldryansyah Purba meninggal dunia setelah melakukan pengeroyokan di rumah salah seorang manager PT Bridgestone, Nagori Dolok Merangir I, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Simalungun, pada Minggu (27/12/2020) lalu.
Pengeroyokan terhadap Youvanry berawal dari dugaan pelaku jika korban hendak melakukan pencurian.
Baca: Oknum Anggota DPRD Sumut Aniaya Polisi di Lokasi Hiburan Malam
Baca: Pengeroyokan Berdarah di Siantar Dipicu Aksi Pemalakan
Atas tindakan tersebut, kepolisian setempat menghukum para pelaku pengeroyokan dan menetapkan si pemilik rumah, dua orang anaknya serta tiga petugas sekuriti sebagai tersangka.
Kini, kasusnya dalam proses hukum di Polres Simalungun.